nenek memegang kepala

Overthinking: Kenali Tanda dan Cara Menghadapinya Agar Lebih Tenang

Apakah Anda pernah merasakan Overthinking? Di era yang serba cepat dan sibuk ini, kecenderungan untuk memikirkan segala sesuatu secara berlebihan menjadi semakin umum, terutama bagi mereka yang hidup di perkotaan dan berada dalam persaingan yang ketat. Istilah ini pun semakin marak digunakan, terutama di kalangan anak muda.

Pernahkah setelah mengirim pesan singkat, benak Anda justru dipenuhi analisis tentang responsnya?

Atau saat di kantor, usai presentasi, pikiran tak henti memutar potensi kesalahan?

Bahkan, ketika malam menjelang, alih-alih terlelap, Anda malah terjebak dalam pusaran "bagaimana jika" atau mengulang kejadian di masa lalu?

Jika pengalaman ini terasa familiar, kemungkinan Anda sedang bergumul dengan kebiasaan overthinking.

Melalui artikel ini, Anda akan diajak untuk memahami fenomena overthinking lebih dalam. Mulai dari definisi, pemicu munculnya kebiasaan ini, tanda-tanda yang mungkin terlewatkan, dampaknya bagi kesehatan fisik dan mental, hingga strategi pencegahan dan penanganannya akan dibahas secara komprehensif di sini!

Apa Itu Overthinking dan Mengapa Anda Harus Peduli?

Overthinking adalah kondisi mental di mana seseorang menghabiskan waktu yang signifikan untuk merenungkan suatu hal secara berlebihan dan berulang-ulang. Saat pikiran terjebak dalam putaran analisis berlebih ini, fokus pada hal lain menjadi sulit. Benak seolah terpaku hanya pada satu isu yang terus-menerus dievaluasi.

Dilansir dari Verywell Mind, kecenderungan overthinking memiliki kaitan erat dengan depresi, anxiety atau kecemasan, serta Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau masalah kejiwaan akibat pengalaman traumatis. Untuk pemahaman lebih lanjut mengenai PTSD, Anda dapat membaca artikel [Apa itu PTSD? Sebab, Gejala dan Cara Mengatasinya](https://www.prudential.co.id/id/pulse/article/apa-itu-ptsd/).

Tanda-Tanda Overthinking yang Sering Terlewatkan

Ada beragam faktor yang dapat memicu munculnya kebiasaan overthinking pada seseorang. Beberapa di antaranya meliputi:

  1. Kecenderungan Menganalisis Berlebihan

      Sebagian individu memiliki watak untuk menganalisis setiap aspek suatu hal secara mendalam sebelum mengambil keputusan atau menyelesaikan masalah. Dalam proses ini, berbagai kemungkinan dan konsekuensi dari setiap pilihan dipertimbangkan secara saksama. Tak jarang, bahkan skenario di luar kendali pun ikut dipikirkan, yang kemudian memicu timbulnya kecenderungan untuk berpikir terlalu dalam.
  2. Kekhawatiran tentang Keputusan yang Salah

      Ketakutan untuk membuat keputusan yang keliru hingga berpotensi mengecewakan orang lain dapat mendorong seseorang untuk terus-menerus memikirkan dan menganalisis berbagai kemungkinan. Rasa khawatir inilah yang kemudian dapat memicu *overthinking*, karena adanya bayangan berbagai kejadian merugikan.
  3. Pengalaman Traumatis di Masa Lalu

      Pengalaman traumatis yang pernah dialami seseorang dapat menjadi pemicu munculnya overthinking di kemudian hari. Kenangan akan peristiwa tersebut membuat individu yang mengalaminya menjadi lebih waspada dan cenderung khawatir berlebihan agar kejadian serupa tidak terulang.

Penyebab Utama Overthinking dan Solusi yang Bisa Anda Coba

Terdapat berbagai indikasi yang dapat menunjukkan bahwa seseorang sedang berkutat dengan overthinking. Beberapa tanda di antaranya adalah kecenderungan untuk menganalisis suatu hal secara berlebihan, terjebak dalam pikiran yang terus berulang tentang suatu masalah, rasa takut dan khawatir berbuat kesalahan, sering mengalami stres dan ketegangan, hingga merasa terbebani karena memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dicemaskan.

Jika Anda mengenali tanda-tanda ini pada diri sendiri, cobalah untuk lebih memperhatikan kondisi kesehatan Anda mulai saat ini. Kondisi seperti ini mungkin tampak sepele dan dianggap akan hilang dengan sendirinya. Namun, jika terus diabaikan, bukan tidak mungkin hal tersebut akan berdampak buruk bagi kesehatan Anda.

Jaga Ketenangan Pikiranmu, Raih Hidup yang Lebih Fokus.

Jangan biarkan kebiasaan memikirkan segalanya mengendalikan harimu. Temukan cara untuk mengelola benak dan menikmati setiap momen dengan lebih tenang.

[Cek Tips Mengatasi Overthinking di Sini

Dampak Negatif Overthinking yang Perlu Anda Waspadai

Meskipun sering dianggap remeh, overthinking dapat memiliki konsekuensi yang cukup serius jika terus dibiarkan tanpa penanganan. Berikut beberapa dampak buruknya:

  1. Menurunkan Kepercayaan Diri

        Ketika Anda terus-menerus berkutat dengan pikiran berlebih, mengkhawatirkan hal-hal di luar kendali dan bahkan yang belum terjadi, secara bertahap hal ini dapat mengikis kepercayaan diri Anda. Kekhawatiran yang menetap dalam benak dapat perlahan menyerang diri Anda, membuat Anda mudah ragu dan sulit mempercayai orang lain.

  1. Merusak Hubungan dengan Orang Lain

        Kecenderungan overthinking dapat mengganggu interaksi Anda dengan orang lain, sebab pikiran Anda akan dipenuhi dengan kekhawatiran dan kecurigaan. Kekhawatiran ini umumnya berpusat pada kejadian atau tindakan orang lain yang tidak sesuai dengan harapan Anda. Kecurigaan terhadap hal-hal yang belum tentu terjadi ini kemudian akan memengaruhi cara Anda memperlakukan orang di sekitar Anda, yang berpotensi menimbulkan kesalahpahaman hingga merenggangkan hubungan.

  1. Mengganggu Pola Tidur dan Nafsu Makan

        Terlalu fokus memikirkan suatu masalah dapat berdampak negatif pada pola tidur dan nafsu makan Anda. Seseorang yang terus berkutat dengan pikirannya cenderung mengabaikan aktivitas lain, termasuk kebutuhan dasar seperti tidur tepat waktu dan makan yang cukup. Pengabaian kedua hal ini kemudian akan berakibat pada penurunan produktivitas dan suasana hati (mood) yang cenderung tidak stabil.

Cara Ampuh Mengatasi Overthinking Agar Kesehatan Mental Lebih Terjaga

Ada banyak cara untuk menghindari dan mengatasi kebiasaan overthinking. Salah satu langkah pencegahan adalah dengan mendekatkan diri pada orang-orang yang memiliki pola pikir positif. Hal ini dapat membantu Anda terpengaruh untuk berpikir serupa dan tidak mudah panik. Selain itu, mempersiapkan segala sesuatu dengan matang sebelum bertindak dan membatasi penggunaan media sosial juga dapat membantu menjaga pikiran agar tidak mudah terpengaruh.

Sementara itu, untuk mengatasi overthinking yang sudah terlanjur terjadi, beberapa teknik yang bisa dicoba adalah meditasi untuk menenangkan diri, latihan pernapasan, berbagi pikiran dengan orang yang Anda percaya, atau mencari akar penyebab dari kebiasaan memikirkan segalanya tersebut. Anda juga dapat memanfaatkan aplikasi kesehatan tertentu untuk membantu mengidentifikasi penyebabnya, seperti mencoba fitur Mental Wellness di aplikasi PRUServices dari Prudential. Fitur ini menyediakan serangkaian pertanyaan terkait kecenderungan *overthinking*, yang pada akhirnya akan memberikan penjelasan dan langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi masalah tersebut.

Generasi Mana yang Paling Terpengaruh oleh Overthinking?

Pada dasarnya, setiap orang berpotensi mengalami overthinking, namun frekuensinya dapat bervariasi. Menariknya, tingkat kecenderungan untuk memikirkan segala sesuatu secara berlebihan juga berbeda antar generasi. Berdasarkan data dari Databoks, generasi Z cenderung lebih sering merasa cemas dan stres dibandingkan generasi sebelumnya. Sebanyak 40% Gen Z melaporkan merasa cukup cemas, 23,3% cemas, dan 5% sangat cemas.

Salah satu pemicu utama kecemasan di kalangan Gen Z adalah interaksi di media sosial. Hal ini terungkap dalam survei lembaga konsultasi McKinsey Health Institute, yang dilansir oleh Kompas.id. Survei tersebut menunjukkan bahwa penggunaan media sosial memicu rasa cemas dan khawatir yang jauh lebih besar pada Gen Z dibandingkan generasi lainnya. Secara umum, kecemasan ini berkaitan dengan FOMO (*Fear of Missing Out*) atau ketakutan ketinggalan tren, serta kekhawatiran terhadap penampilan fisik yang tidak sesuai dengan standar ideal di media sosial.

Sementara itu, data dari generasi milenial menunjukkan bahwa 38,8% merasa cukup cemas, 23,5% cemas, dan 4,6% sangat cemas. Generasi X memiliki angka yang lebih rendah, dengan 31,5% merasa cukup cemas, 21,3% merasa cemas, dan 2,8% sangat cemas.

Berdasarkan uraian di atas, semoga Anda kini memiliki pemahaman yang lebih baik tentang *overthinking*. Jika Anda pernah mengalaminya, cobalah berbagai cara yang telah dibahas untuk menghindari dan menjaga kesehatan serta ketenangan pikiran Anda. Anda dapat segera mencoba berbagai tips sederhana tersebut, termasuk dengan memanfaatkan fitur *Mental Wellness* di aplikasi *PRUServices* dari Prudential!