Wanita merasakan gejala pneumonia

Ketahui Gejala Pneumonia dan Cara Mencegahnya

Pneumonia menjadi penyakit yang mengkhawatirkan bagi masyarakat Indonesia. Bahkan di ibukota, jumlah kasus penyakit yang menyerang saluran pernapasan ini mengalami peningkatan sebanyak 100% dari tahun 2022, berdasarkan informasi dari Republika. Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengungkapkan data bahwa penderita pneumonia pada awal 2023 sudah mencapai 400 pasien. Dari data tersebut, kita perlu menyadari apa itu penyakit pneumonia dan mengetahui gejala serta langkah pencegahannya.

Bukan hanya pnuemonia, masyarakat yang tinggal di area perkotaan perlu menyadari penyakit lainnya yang menyerang saluran pernapasan. Salah satunya adalah alergi debu yang disebabkan oleh masalah polusi udara di area perkotaan. Baca lebih lanjut mengenai alergi debu di artikel ini: Mengatasi Alergi Debu: Panduan Praktis untuk Meredakan Gejala dan Mengurangi Risiko Alergi.

Apa itu Pneumonia?

Pneumonia adalah penyakit paru-paru yang bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Pneumonia menyerang bagian alveoli, yaitu kantung udara paru-paru sehingga mengakibatkan radang pada bagian tersebut dan penuh cairan nanah. Penderita pneumonia bisa menghirup oksigen, tetapi oksigen tersebut tidak bisa masuk ke dalam aliran darah karena radang tersebut.

Gejala pneumonia bisa bervariasi dari ringan hingga serius. Ada banyak faktor yang memengaruhi tingkat keparahan kasus pneumonia, seperti jenis parasit penyebab pneumonia, usia, dan kondisi kesehatan.

Dikutip dari Republika, data dari Kementerian Kesehatan pada April 2023 mengungkapkan bahwa pneumonia merupakan 10 besar penyakit dengan jumlah kasus terbanyak. Laporan terakhir dari World Health Organization (WHO) yang terbit pada tahun 2022 mengatakan risiko kematian akibat pneumonia bisa mencapai 14% pada tahun 2019.

Baca juga: Apa itu Meningitis? Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Penyebab Pneumonia

Pneumonia bisa disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, dan jamur yang terdapat dalam udara yang dihirup oleh penderitanya.

1. Bakteri

Salah satu jenis pneumonia bakteri terjadi adalah pneumonia pneumococal yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae. Bakteri ini hidup di saluran pernapasan bagian atas. Orang yang berisiko tinggi terkenal pneumonia bakteri adalah orang yang menjalani masa pemulihan setelah operasi, orang dengan penyakit pernapasan atau infeksi virus, dan orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

2. Virus

Virus yang menginfeksi saluran pernapasan atas juga dapat menyebabkan pneumonia. Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit yang baru muncul pada tahun 2019, yaitu COVID-19, dan virus influenza menjadi penyebab pneumonia yang umum dialami oleh orang dewasa. Sedangkan pneumonia yang dialami anak-anak umumnya disebabkan virus respiratory syncytial virus (RSV). Sebagian besar pneumonia virus sifatnya tidak serius dan berlangsung lebih singkat daripada pneumonia bakteri.

3. Jamur

Ada pula jamur yang menyebabkan pneumonia, yaitu Pneumocystis jirovecii. Pneumonia jenis ini biasa terjadi pada orang dengan masalah kesehatan kronis atau sistem kekebalan tubuh yang lemah. Pneumonia jenis ini bisa muncul jika orang terpapar dengan tanah atau kotoran yang terinfeksi jamur Pneumocystis jirovecii.

Baca Juga6 Gejala Kanker Otak Sebelum Terlambat | Prudential Indonesia

Faktor Risiko Pneumonia

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang terkena pneumonia, yaitu:

  • Anak-anak berusia di bawah 2 tahun.

  • Orang yang berusia 65 tahun ke atas.

  • Baru menjalani perawatan di rumah sakit, terutama ketika menggunakan mesin bantu pernapasan (ventilator).

  • Memiliki riwayat penyakit kronis seperti asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), atau penyakit jantung.

  • Sistem kekebalan tubuh yang melemah.

 

Baca jugaApa itu Penyakit Kanker? Penyebab, Gejala dan Cara Mencegahnya

Gejala Pneumonia

Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit pneumonia bisa berbeda pada anak-anak maupun orang dewasa. Selain itu, gejalanya bisa bervariasi berdasarkan tingkat keparahannya. Di bawah ini adalah pembahasan mengenai gejala pneumonia:

Gejala Umum Pneumonia

Berikut ini adalah gejala yang umum terjadi pada penderita pneumonia:

  • Demam tinggi hingga 40,55 derajat Celcius.

  • Batuk berdahak atau berdarah.

  • Mudah merasa lelah.

  • Bernapas dengan ritme cepat dan pendek.

  • Detak jantung cepat.

  • Berkeringat atau menggigil.

  • Nyeri pada dada dan/atau nyeri perut, terutama saat batuk atau bernapas dalam-dalam.

  • Hilangnya nafsu makan.

  • Kulit, bibir, atau kuku berwarna biru.

  • Kebingungan atau perubahan keadaan mental.

Baca Juga: 10 Cara Efektif Mengatasi Masalah Mental Health Anda

Gejala pada Anak-anak

Pada anak-anak, gejala dan tanda-tanda yang harus diwaspadai adalah:

  • Demam, menggigil, merasa tidak nyaman, kulit berkeringat atau berwarna merah.

  • Kehilangan nafsu makan.

  • Gelisah atau rewel.

  • Mengeluarkan suara mendengus pada saat bernapas.

  • Jumlah urine yang berkurang atau popok yang kurang basah.

  • Kulit pucat.

  • Menangis lebih sering dari biasanya.

Gejala pada Orang Tua

Sedangkan pada orang tua berusia 65 tahun ke atas, gejalanya sebagai berikut:

  • Perubahan kondisi mental yang terjadi secara tiba-tiba.

  • Kehilangan nafsu makan.

 

Baca jugaMemahami Cacar Monyet, Dari Asal Usul Hingga Stigma Penyakit Ini

Cara Mencegah Pneumonia

Pneumonia bisa dicegah dengan beberapa langkah berikut:

1. Vaksinasi

Vaksinasi pneumonia dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh dari virus dan bakteri. Pedoman vaksinasi telah berubah seiring waktu, jadi pastikan untuk meninjau status vaksinasi dengan dokter, bahkan jika sudah mendapat vaksin pneumonia sebelumnya. Selain itu, anak-anak juga perlu divaksinasi, terutama jika mereka sudah mulai masuk taman kanak-kanak atau dibawa ke tempat penitipan.

2. Hidup Sehat

Jaga kesehatan tubuh dengan mencuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air mengalir. Anda juga bisa menggunakan hand sanitizer. Selain itu, hindari merokok karena bisa mengurangi pertahanan alami paru-paru terhadap infeksi saluran pernapasan. Jangan lupa untuk menerapkan gaya hidup sehat: makan makanan bergizi dengan jadwal teratur, istirahat cukup, dan olahraga teratur.

3. Hindari Kontak dengan Penderita Pneumonia

Pneumonia adalah penyakit yang bisa menular. Maka dari itu, hindari kontak dengan orang terdekat yang sedang menderita pneumonia agar tidak terpapar virus atau bakteri.

Baca juga: Penyebab Tumor Otak, Gejala dan Pengobatannya

Cara Mengobati Pneumonia

Pneumonia merupakan penyakit yang bisa diobati. Berikut adalah langkah pengobatan pneumonia yang perlu dijalani oleh penderitanya:

1. Diagnosis Pneumonia

Terkadang pneumonia sulit didiagnosis karena gejalanya bervariasi dan sering kali mirip dengan gejala yang terlihat pada pilek atau influenza. Oleh karena itu, diagnosisnya terdiri dari beberapa tahapan yang terdiri dari pertanyaan mengenai riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan menjalankan beberapa tes.

Pada riwayat medis, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai tanda dan gejala yang dialami serta bagaimana dan kapan gejala tersebut dimulai. Mereka juga menanyakan beberapa pertanyaan seperti perjalanan terakhir, apakah pernah berkontak dengan penderita pneumonia, lokasi kerja, dan sebagainya. Setelahnya, dokter melakukan pemeriksaan fisik dengan cara memeriksa paru-paru menggunakan stetoskop. Penderita pneumonia bisa dikenali dengan suara retak dan adanya gemuruh ketika menghirup udara.

Untuk pemeriksaan lebih lanjut, dokter mengadakan tes diagnostik seperti tes darah, rontgen dada, pulse oximetry, uji sampel dahak, CT-scan dada hingga bronkoskopi.

2. Pengobatan Pneumonia

Pengobatan untuk pneumonia melibatkan proses penyembuhan dan pencegahan komplikasi. Pilihan pengobatan bergantung pada jenis dan tingkat keparahan pneumonia, usia, dan kesehatan secara keseluruhan. Ada pun obat yang diberikan berupa antibiotik, obat batuk, dan penghilang rasa sakit.

Penderita pneumonia juga memerlukan rawat inap jika mereka berada dalam kondisi berikut:

  • Berusia 65 tahun ke atas.

  • Fungsi ginjal menurun.

  • Tekanan darah 90/60 mmHg.

  • Bernapas dalam tempo cepat (di atas 30 siklus napas per menit).

  • Membutuhkan bantuan pernapasan.

  • Detak jantung berada di bawah 50 atau di atas 100.

Sedangkan penderita pneumonia berusia anak-anak perlu dirawat di rumah sakit jika:

  • Berusia kurang dari 2 bulan

  • Merasa lemah atau sering mengantuk.

  • Kesulitan bernapas.

  • Tingkat oksigen dalam darah rendah.


3. Komplikasi Pneumonia

Penderita pneumonia juga bisa mengalami komplikasi sebagai berikut:

  • Adanya bakteri dalam aliran darah. Bakteri yang masuk ke dalam aliran darah dari paru-paru dapat menyebarkan infeksi ke organ lain, yang berpotensi menyebabkan kegagalan organ.

  • Kesulitan bernapas. Jika pneumonia berada dalam tahap akut atau memiliki penyakit kronis, penderita pneumonia kesulitan mendapatkan cukup oksigen.

  • Penumpukan cairan di sekitar paru-paru. Pneumonia dapat menyebabkan cairan menumpuk di lapisan jaringan yang melapisi paru-paru dan rongga dada (pleura).

  • Abses paru-paru. Abses terjadi jika nanah terbentuk di dalam rongga paru-paru.

Baca Juga: Penyebab Hipertensi dan Cara Mencegahnya

Kesimpulan

Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Infeksi ini bisa menghambat pertukaran oksigen sehingga penderitanya kesulitan bernapas. Gejala pneumonia bisa bervariasi dari ringan hingga parah. Pada umumnya, gejala pneumonia termasuk demam tinggi, batuk berdahak, napas pendek, dan nyeri dada. Pada anak-anak, gejala bisa meliputi demam, batuk, kesulitan bernapas, dan kehilangan nafsu makan.

Pencegahan pneumonia bisa dilakukan dengan vaksinasi pada orang dewasa dan anak-anak. Selain itu, Anda perlu menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan secara teratur, menghindari merokok, menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh, dan menghindari kontak dengan penderita pneumonia. baca juga artikel berikut untuk mengetahui informasi mengenai Long Covid dan Penumonia dan cara pencegahannya.

Selain melakukan pencegahan pneumonia melalui penerapan gaya hidup sehat, memiliki perlindungan finansial berupa Asuransi Kesehatan dari Prudential untuk Perlindungan Penyakit Kritis, termasuk pneumonia, yang bisa digunakan sebagai bentuk proteksi finansial jika menjalani opname atau rawat jalan. Klik di sini untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai produk Asuransi Kesehatan di Prudential!

Baca jugaApa itu Burnout? Penyebab, Ciri dan Cara Mengatasinya