Depresi

Apa itu Depresi? Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya

Kita harus sadar dengan bahaya dari depresi. Pasalnya, kasus depresi di Indonesia dikhawatirkan mengalami peningkatan pada masa depan. Portal berita Tirto.id menyatakan kasus depresi di Indonesia sudah mencapai lebih dari 9 juta, yang berarti jumlahnya berkisar 3,7% dari penduduk Indonesia.

Depresi bukanlah perasaan sedih atau stres yang bisa hilang begitu saja. Lebih dari itu, depresi merupakan gangguan mental yang memerlukan penanganan serius. Maka dari itu, Anda perlu membekali diri dengan pengetahuan mengenai depresi melalui bacaan di bawah ini.

Baca juga: 10 Cara Efektif Mengatasi Masalah Mental Health Anda.

Pengertian Depresi 

Gangguan depresi mayor, atau sering disebut sebagai depresi, adalah kondisi mental yang ditandai dengan perasaan sedih dan kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari dalam jangka waktu yang lama. Depresi sering memengaruhi perasaan, cara berpikir, dan berperilaku, bahkan hubungan dengan orang di sekitar. Depresi dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik serta menyebabkan penderitanya tidak bisa beraktivitas seperti sedia kala.

Tanpa penanganan yang tepat, depresi bisa memburuk dan berlangsung lebih lama. Dalam kasus yang lebih serius, depresi dapat menyebabkan tindakan melukai diri sendiri (self-harm) atau bunuh diri. Kabar baiknya, .

Perbedaan Depresi dengan Sedih atau Stres

Salah kaprah yang sering muncul adalah depresi sama dengan perasaan sedih atau stres. Padahal, depresi tidak sama dengan dua kondisi tersebut. Rasa sedih merupakan respons emosional terhadap kondisi sulit yang dialami oleh seseorang, seperti orang yang dicintai meninggal dunia, kehilangan pekerjaan, atau hubungan yang berakhir.

Sementara itu, stres adalah respons terhadap tekanan yang dirasakan, baik akibat pekerjaan maupun kondisi kehidupan lainnya. Stres bisa diartikan sebagai reaksi manusia ketika mengalami situasi yang membuat mereka kewalahan ketika menghadapinya.

Depresi lebih dari sekadar sedih atau stres. Depresi merupakan kondisi serius yang terjadi akibat stres yang berkepanjangan. Depresi memerlukan penanganan berupa pengobatan, psikoterapi, atau kombinasi dari kedua langkah tersebut.

Baca juga: Inilah 5 Cara Mengatasi Stres di Tempat Kerja.

Penyebab Depresi 

Depresi disebabkan karena beberapa faktor, yaitu:

1. Faktor Biologis

Berdasarkan informasi dari Centre for Clinical Interventions Australia, faktor biologis yang berdampak pada depresi termasuk perubahan zat kimia pada otak, ketidakseimbangan hormon, dan genetik.

Ketidakseimbangan zat kimia neurotransmitter pada otak, termasuk serotonin dan dopamin, menjadi penyebab seseorang mengalami depresi. Neurotransmitter adalah zat kimia alami dalam otak yang berperan dalam depresi.

Selain itu, perubahan dalam keseimbangan hormon tubuh bisa memicu depresi. Perubahan hormon terjadi selama kehamilan dan selama beberapa minggu atau bulan setelah persalinan (post-partum), serta dari masalah tiroid, menopause, atau sejumlah kondisi lainnya.

Sedangkan pada faktor genetik, ada pula seseorang yang mewarisi gen yang rentan terhadap perkembangan depresi dari orang tuanya. Walaupun demikian, ada juga orang yang tidak pernah mengalami depresi meski mewarisi gen tersebut.

2. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang menyebabkan gangguan depresi ditandai dengan pola pikir dan peristiwa buruk yang dialami seseorang. Pola pikir yang menyebabkan depresi adalah menerima hal negatif dalam secara berlebihan, sering merasa bersalah tanpa bisa menerima peristiwa baik dalam hidupnya, dan selalu berasumsi bahwa orang lain berpikir buruk tentang mereka.

Selain itu, kondisi psikologis lainnya yang memicu depresi adalah kehilangan dan sering merasa gagal. Perasaan gagal karena mereka tidak bisa mencapai tujuan tertentu dalam hidupnya dan terus meratapi kegagalan tersebut bisa memicu atau meningkatkan depresi.

Stres juga menjadi faktor risiko penyebab depresi. Akumulasi dari peristiwa hidup yang menyakitkan, baik itu pengangguran, kekhawatiran keuangan, masalah serius dengan pasangan, orang tua, atau anak-anak, penyakit fisik, maupun perubahan besar dalam keadaan hidup, apabila dikumpulkan bisa menjadi depresi.

3. Faktor Lingkungan

Selain dua faktor di atas, lingkungan sekitar juga menjadi penyebab gangguan kesehatan mental yang satu ini. Dikutip dari Brainsway, beberapa kondisi akibat faktor lingkungan yang menjadi penyebab depresi adalah:

  • Kelahiran prematur atau pertumbuhan janin yang buruk.

  • Kondisi orang tua, terutama ibu, yang mengalami depresi sejak penderitanya masih kecil.

  • Pernah mengalami pelecehan dan bullying pada masa kecil.

  • Kematian orang tua.

  • Menjadi korban bencana alam.

Baca Juga: Manfaat Berpikir Positif untuk Kesehatan Fisik dan Mental

Gejala Depresi yang Perlu Disadari 

Depresi bisa dikenali dari gejalanya. Ada beberapa gejala depresi yang dapat terlihat pada penderita, yaitu:

1. Gejala Fisik

Beberapa kondisi fisik yang menjadi gejala depresi adalah:

  • Perubahan nafsu makan.

  • Berat badan meningkat atau menurun.

  • Susah tidur atau tidur terlalu banyak.

  • Sering merasa lelah atau kurang energi, bahkan untuk tugas mudah sekali pun.

  • Mengalami masalah fisik yang tidak dapat dijelaskan, seperti sakit punggung atau sakit kepala.

2. Gejala Emosional

Ada beberapa gejala depresi yang bisa dilihat dari perubahan emosional, yaitu:

  • Perasaan sedih, mudah menangis, hampa, atau merasa putus asa.

  • Sering merasa marah, sakit hati, atau frustrasi terhadap masalah kecil.

  • Sering merasa cemas atau gelisah.

  • Perasaan tidak berharga atau bersalah, terpaku pada kegagalan masa lalu atau menyalahkan diri sendiri.

3. Gejala Perilaku

Sementara itu, perilaku yang menandakan gejala depresi antara lain:

  • Lebih lambat dalam berpikir, berbicara, atau menggerakkan anggota tubuh.

  • Kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya disukai.

  • Pikiran yang sering atau berulang tentang kematian, percobaan bunuh diri (suicidal attempts), atau mengakhiri hidup.

Cara Mengatasi Depresi

Kabar bagusnya, depresi masih bisa ditangani. Ada beberapa langkah penanganan depresi yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Terapi Psikologis

Terdapat berbagai bentuk terapi psikologis yang terbukti efektif dalam mengatasi depresi, antara lain:

  • Terapi Kognitif: Membantu penderita depresi dalam mengubah pola pikir negatif dan tidak sehat.

  • Terapi Perilaku: Berkaitan dengan perubahan perilaku yang dapat membantu mengurangi gejala depresi.

  • Terapi Interpersonal: Fokus pada perbaikan hubungan interpersonal yang dapat memengaruhi kondisi mental.

2. Obat-Obatan

Pilihan pengobatan melibatkan penggunaan obat-obatan tertentu, termasuk:

  • Antidepresan: Obat-obatan ini bertujuan untuk meningkatkan kadar neurotransmitter dalam otak dan membantu mengatasi gejala depresi.

  • Anxiolytic: Digunakan untuk mengurangi kecemasan yang mungkin menyertai depresi.

3. Olahraga dan Aktivitas Fisik

Olahraga tidak hanya memberikan manfaat bagi kesehatan fisik, tetapi juga memainkan peran penting dalam meningkatkan kesehatan mental. Aktivitas fisik dapat merangsang pelepasan endorfin, zat kimia dalam otak yang dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi tingkat stres. Selain itu, olahraga secara teratur juga dapat membantu meningkatkan kualitas tidur, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan rasa percaya diri.

Beberapa jenis olahraga dapat menjadi pilihan efektif untuk membantu mengatasi gejala depresi. Aktivitas aerobik, seperti berlari, bersepeda, atau berenang, telah terbukti memiliki efek positif pada suasana hati dan dapat membantu mengurangi gejala depresi. Olahraga yang melibatkan aspek sosial, seperti bergabung dengan kelompok olahraga atau tim, juga dapat memberikan dukungan emosional tambahan. Latihan fisik yang teratur, bahkan dalam intensitas ringan, dapat memberikan manfaat kesehatan mental jangka panjang.

Baca Juga: 6 Manfaat Joging yang Baik untuk Kesehatan dan Kondisi Fisik

4. Perubahan Gaya Hidup

Adopsi gaya hidup yang sehat juga dapat memberikan kontribusi positif dalam mengatasi depresi. Ini mencakup:

  • Mengonsumsi makanan sehat.

  • Menjaga pola tidur yang cukup untuk memperbaiki kualitas tidur.

  • Menghindari konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang yang dapat memperburuk kondisi depresi.

  • Membangun hubungan sosial yang sehat untuk memberikan dukungan emosional.


Kesimpulan

Sudahkah Anda memahami apa itu depresi? Intinya, depresi merupakan gangguan mental yang tidak sama dengan stres atau perasaan sedih. Depresi merupakan kondisi medis yang memerlukan penanganan karena bisa memengaruhi kondisi penderitanya ketika beraktivitas.

Kini, Anda bisa mengecek kondisi kesehatan mental dengan fitur Mental Wellness Checker di aplikasi PULSE. Fitur ini menyediakan self awareness quizzes yang juga berisi beberapa pertanyaan tentang depresi. Anda juga bisa mendapatkan informasi menarik seputar kesehatan mental melalui video dan artikel di fitur ini. Unduh aplikasinya di sini!