Wanita pasien kemoterapi

Apa itu Kemoterapi? Ketahui Fungsi, Efek dan Proses Pengobatannya

Penderita kanker biasanya direkomendasikan untuk menjalani pengobatan kemoterapi. Fungsi kemoterapi pada dasarnya adalah membunuh sel kanker yang tumbuh di tubuh penderita. Kendati pengobatan ini membuahkan hasil yang bagus, ada efek kemoterapi yang perlu diwaspadai sebelum menjalani pengobatan ini.

Hampir semua jenis kanker memerlukan pengobatan kemoterapi, termasuk juga kanker serviks. Dikutip dari website RSUP Dr. Sardjito, kanker serviks merupakan jenis kanker yang menempati urutan kedua terbanyak di Indonesia. Lebih lanjut mengenai kanker serviks bisa dibaca di artikel ini: Kenali Apa Itu Kanker Serviks dan Cara Mencegahnya.

Di sini, kita akan mengulas lengkap tentang pengobatan kemoterapi. Simak penjelasannya sampai selesai!

Pengertian Kemoterapi

Pada umumnya, kemoterapi adalah perawatan kanker dengan menggunakan obat-obatan yang bertujuan untuk membunuh sel yang tumbuh cepat dalam tubuh penderitanya.  Kemoterapi biasanya digunakan untuk mengobati kanker, karena sel kanker tumbuh dan berkembang jauh lebih cepat daripada sebagian besar sel lainnya dalam tubuh.

Ada banyak jenis obat kemoterapi yang tersedia. Obat kemoterapi dapat digunakan sendiri atau dalam kombinasi untuk mengobati berbagai jenis kanker. Kendati demikian, semua jenis obat kemoterapi bekerja dengan cara yang mirip. Obat yang digunakan pada kemoterapi berguna untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker dari berkembang biak sehingga mencegah sel kanker tumbuh dan menyebar dalam tubuh.

Fungsi dari Kemoterapi

Kemoterapi memiliki fungsi dalam pengobatan kanker, yaitu:

  • Kemoterapi dapat digunakan setelah pengobatan lain, seperti operasi, untuk membunuh sel kanker yang masih ada dalam tubuh.

  • Kemoterapi dapat digunakan untuk mengecilkan tumor sehingga pengobatan lain, seperti radiasi dan operasi, lebih efektif.

  • Kemoterapi dapat membantu meredakan gejala kanker dengan membunuh beberapa sel kanker.

Baca juga: Daftar Istilah Asuransi

Selain kanker, ada juga beberapa penyakit yang dapat diobati melalui kemoterapi. Pertama, penyakit yang memengaruhi sumsum tulang belakang dan diobati melalui transplantasi.  Kemoterapi sering digunakan untuk persiapan transplantasi sumsum tulang. Kedua, gangguan sistem kekebalan tubuh. Dosis rendah obat kemoterapi dapat mengontrol sistem kekebalan tubuh yang aktif pada beberapa penyakit, seperti lupus dan rematoid artritis.

Baca juga3 Cara Berobat ke Luar Negeri dengan Aman dan Berkualitas | Prudential Indonesia

Proses Kemoterapi

Untuk mengetahui proses kemoterapi, mari kita lihat penjelasan berikut:

Tahap Persiapan sebelum Kemoterapi

Persiapan untuk kemoterapi bergantung pada jenis obat yang akan diterima oleh pasien dan cara pemberiannya. Dokter akan memberikan instruksi khusus untuk mempersiapkan diri menjalani sesi kemoterapi. Sebelum kemoterapi, pasien perlu melakukan beberapa langkah di bawah ini:

  1. Melakukan tes dan prosedur untuk memastikan tubuh pasien siap menerima kemoterapi.

  2. Mengunjungi dokter gigi untuk mencari tanda infeksi pada gigi agar mengurangi risiko komplikasi selama pengobatan kemoterapi.

  3. Berkonsultasi menghadapi efek samping yang mungkin terjadi.

  4. Membuat penyesuaian gaya hidup dan aktivitas di rumah maupun tempat kerja.

  5. Mempersiapkan diri untuk pengobatan pertama, seperti beristirahat yang cukup, makan secara teratur, dan sebagainya.

  6. Meminta bantuan anggota keluarga atau teman untuk menemani sesi pengobatan pertama.

 

Tahap Pemberian Kemoterapi

Sebelum memberikan obat kemoterapi, dokter menentukan jenis obat yang diberikan berdasarkan beberapa faktor seperti jenis kanker, tahap kanker, kondisi kesehatan secara keseluruhan serta riwayat pengobatan kanker.

Setelahnya, dokter akan memberikan obat kemoterapi. Obat kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara, termasuk:

  • Infus kemoterapi: Kemoterapi biasanya diberikan melalui infus ke dalam pembuluh darah. Obat dapat diberikan dengan memasukkan tabung bersama jarum ke pembuluh darah di lengan atau melalui perangkat di pembuluh darah di dada.

  • Pil kemoterapi: Beberapa obat kemoterapi dapat diminum dalam bentuk pil atau kapsul.

  • Suntikan kemoterapi: Obat kemoterapi dapat disuntikkan dengan jarum.

  • Krim kemoterapi: Krim atau gel yang mengandung obat kemoterapi dioleskan ke kulit untuk mengobati beberapa jenis kanker kulit.

  • Obat kemoterapi yang digunakan untuk mengobati satu area tubuh: Contohnya, obat kemoterapi diberikan langsung ke dalam perut, rongga dada, atau sistem saraf pusat. Kemoterapi juga dapat diberikan melalui uretra ke dalam kandung kemih.

  • Kemoterapi diberikan langsung ke kanker: Kemoterapi yang diberikan langsung ke kanker atau, setelah operasi, di tempat kanker sebelumnya berada.

 

Baca jugaDampak Polusi Udara Bagi Kesehatan | Prudential Indonesia

Tahap Pemantauan dan Evaluasi

Pasien secara teratur bertemu dengan dokter spesialis kanker atau onkolog selama menjalani pengobatan kemoterapi. Onkologi akan menanyakan tentang efek samping apa pun yang dialami untuk mencari tahu cara mengatasinya.

Bergantung pada situasi pasien, mereka juga mungkin menjalani pemindaian dan tes lain untuk memantau perkembangan kanker selama pengobatan kemoterapi. Tes ini dapat memberikan gambaran kepada dokter tentang bagaimana kanker merespons pengobatan serta penyesuaian pengobatan dengan hasilnya.

Durasi dan frekuensi pengobatan kemoterapi sebenarnya berbeda-beda tergantung metode pengobatan yang dijalani. Berdasarkan informasi dari Medical News Today, satu rangkaian kemoterapi melibatkan 4-8 siklus kemoterapi. Sebagai contoh, satu siklus selama 4 minggu bisa melibatkan penderita kanker mengonsumsi obat pada hari pertama, kedua, dan ketiga, kemudian tidak mengonsumsi obat lagi hingga hari ke-29. Pengobatan kemoterapi biasanya berlangsung antara 3-6 bulan. Namun, ada juga yang menerima kemoterapi dalam jangka waktu yang lebih singkat atau lebih lama dari waktu tersebut, tergantung pada pemeriksaan dokter.

Baca juga: 7 Cara Menjaga Imun Tubuh

Efek Samping Kemoterapi

Setiap jenis pengobatan kemoterapi memiliki efek samping yang berbeda, dan tidak semua obat menyebabkan setiap efek samping. Berikut beberapa contoh efek samping yang dialami pasca kemoterapi.

Efek Samping Umum

Efek samping umum dari obat-obatan kemoterapi meliputi:

  • Mual

  • Muntah

  • Diare

  • Kerontokan rambut

  • Kehilangan nafsu makan

  • Kelelahan

  • Demam

  • Luka di mulut

  • Nyeri

  • Sembelit

  • Mudah memar

  • Pendarahan

 

Efek Samping Jangka Panjang

Obat-obatan kemoterapi juga bisa menyebabkan efek samping yang baru terlihat setelah berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah pengobatan. Efek samping yang terjadi belakangan ini bervariasi tergantung pada obat kemoterapi, tetapi bisa melibatkan:

  • Kerusakan pada jaringan paru-paru.

  • Masalah jantung.

  • Masalah ginjal.

  • Kerusakan saraf.

  • Risiko kanker kedua.

 

Cara Mengatasi Efek Samping

Salah satu efek kemoterapi adalah kelelahan yang bisa memengaruhi perubahan aktivitas dan gaya hidup pasien. Untuk mengatasinya, pasien bisa melakukan cara di bawah ini:

  • Beristirahat yang cukup.

  • Tidak melakukan tugas atau aktivitas berat.

  • Tetap berolahraga tetapi dengan intensitas ringan, seperti jalan sehat atau yoga.

  • Tidak memakan makanan yang dapat memicu kanker.

 

Beberapa efek samping memerlukan obat-obatan. Maka dari itu, pasien perlu berkonsultasi dengan dokter supaya dokter meresepkan obat yang bisa diberikan kepada penderita kanker setelah kemoterapi.

Baca jugaPenyakit Cacingan: Pahami Ancaman, Tindakan Pencegahan dan Pengobatan yang Efektif Pada Anak dan Orang Dewasa | Prudential Indonesia

Kesimpulan

Melalui uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengobatan kemoterapi adalah proses yang memerlukan perhatian khusus. Kunci utama untuk menghadapi pengobatan kemoterapi dengan baik adalah berkonsultasi secara teratur dengan dokter spesialis kanker atau onkolog. Pasien bisa memahami jenis obat kemoterapi yang akan diberikan, prosedur yang akan dijalani, serta potensi efek samping yang mungkin terjadi apabila berkonsultasi ke dokter.

Penting juga bagi pasien untuk aktif bertanya kepada dokter tentang efek samping yang mungkin muncul selama dan setelah kemoterapi. Hal ini membantu dalam mempersiapkan diri secara fisik dan mental. Dalam pengelolaan efek samping, istirahat yang cukup, dan menjaga kebugaran dengan olahraga ringan seperti jalan kaki atau yoga dapat membantu pasien menjalani pengobatan dengan lebih baik.

Kemajuan dalam penelitian medis dan teknologi kesehatan memberikan harapan baru bagi ribuan orang yang memerangi kanker setiap hari. Harapannya, kemoterapi bisa dilakukan dengan alat teknologi canggih sehingga prosesnya bisa berjalan dengan baik.

Baca juga: Asuransi Penyakit Kritis Prudential

Kemoterapi dan pengobatan lainnya di rumah sakit tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Maka dari itu, pertimbangkan untuk memiliki Asuransi Kesehatan dari Prudential sebagai bentuk perlindungan Anda dan keluarga. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut!