Wanita membaca tips mengatasi inner child

Inner Child: Apa Itu, Tanda, Penyebab, dan Cara Berdamai dengan Masa Lalu

Anda pernah mendengar tentang inner child? Istilah satu ini sedang banyak diperbincangkan oleh orang-orang, terutama Gen Z. Meskipun tidak dapat dilihat dengan kasat mata, ternyata sebenarnya hal ini memiliki dampak yang besar untuk kehidupan seseorang. Terlebih ketika inner child-nya terluka dan terus diabaikan. Untuk lebih paham soal, Simak artikel satu ini!

Apa Itu Inner Child?

Inner child merupakan sebuah istilah perihal aspek yang menunjukkan sisi atau perilaku seperti anak-anak dalam diri orang dewasa. Setiap orang dewasa pasti pernah menjadi anak-anak. Terkadang, tanpa disadari sosok anak-anak tersebut masih ada dan tinggal di dalam seseorang meski ia sudah dewasa. Ini bersumber dari berbagai pengalaman seseorang yang terjadi ketika ia masih anak-anak, baik itu pengalaman baik maupun buruk.

Ingatan-ingatan tersebut menetap hingga seseorang dewasa dan menjadi salah satu faktor yang membentuk karakternya. Hal ini kemudian akan menjadi masalah ketika pengalaman buruk juga menimbulkan dampak negatif, di mana membuat inner child seseorang terluka. Kurangnya kesadaran akan keberadaan inner child yang terluka ini seringkali menjadi sumber dari permasalah perilaku maupun hubungan sosial seseorang ketika ia dewasa.

Baca jugaManfaat Berpikir Positif untuk Kesehatan Fisik dan Mental 

Tanda Inner Child Terluka

1. Selalu Mengkritik Diri Sendiri

Seseorang yang kerap mengkritik dirinya sendiri dalam berbagai situasi bisa menjadi salah satu tanda bahwa inner child-nya terluka. Dalam banyak kejadian, biasanya terdapat peristiwa di masa lalu yang begitu membekas, sampai membuat seseorang selalu merasa kurang puas dengan dirinya sendiri. Ingatan tersebut menetap hingga dewasa dan mempengaruhi bagaimana orang tersebut menilai diri sendiri.

2. Selalu Merasa Malu Saat Harus Mengungkapkan Perasaan Sendiri

Tidak semua orang akan percaya diri untuk mengungkapkan perasaannya. Namun, jika hal ini terjadi terus menerus, kemungkinan ini bisa menjadi tanda bahwa inner child seseorang yang seperti itu terluka. Ada sebuah peristiwa atau komentar seseorang di masa lalu, yang meninggalkan trauma hingga membuat seseorang enggan terbuka dengan apa yang ia rasakan.

3. Selalu Merasa Cemas Ketika Menghadapi Hal Baru

Menghadapi hal baru bisa menjadi sebuah momen yang membahagiakan sekaligus menegangkan. Sebagian orang akan menyambutnya dengan antusias, sebagian orang lagi akan menyambutnya dengan cemas. Jika Anda adalah orang yang selalu merasa cemas ketika menghadapi hal baru, mungkin ini bisa menjadi tanda dari inner child Anda yang sesungguhnya terluka. Terdapat suatu peristiwa di masa lalu yang begitu membekas dalam ingatan hingga hal ini mempengaruhi bagaimana Anda menyikapi hal baru hingga dewasa.

Baca juga4 Cara yang Bisa Menjadi Obat Depresi

Penyebab Inner Child Terluka

1. Kekerasan Fisik dan Psikis

Kekerasan fisik bukan hanya meninggalkan bekas secara kasat mata, tetapi juga tak kasat mata. Lain halnya dengan kekerasan psikis, di mana kekerasan jenis ini seringkali dianggap sepele karena bekasnya tidak terlihat. Mau bagaimana pun, baik kekerasan fisik atau psikis sama-sama berperan besar dalam trauma yang dimiliki seseorang. Hal ini dapat membuat inner child seseorang terluka dan berdampak terhadap bagaimana seseorang berperilaku ketika ia dewasa.

2. Bullying atau Perundungan

Bullying berdampak sangat besar terhadap bagaimana seseorang berhubungan dan bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya. Mereka yang pernah menjadi korban bullying besar kemungkinan memiliki cara yang berbeda dalam berinteraksi dengan kawan-kawannya. Hal ini bisa terjadi sebab terdapat inner child dalam dirinya yang masih menetap sebagai akibat dari bullying. Ada yang menjadi sangat hati-hati dan selektif dalam memilih teman, ada pula yang kemudian menjadi sulit percaya dengan kosnep pertemanan.

3. Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan sosok terdekat dan tersayang tentunya akan meninggalkan luka begitu mendalam. Dampak dari kepergian tersebut pun tak jarang masih dirasakan oleh mereka yang mengalaminya, bahkan hingga bertahun-tahun kemudian. Contohnya seperti seorang anak yang sejak kecil sudah ditinggal orang tuanya pergi menghadap Tuhan untuk selama-lamanya. Hal inilah yang kemudian dapat memicu inner child terluka, karena ingatan akan kepergian orang tua anak tersebut terus menetap hingga ia dewasa. Anak tersebut bisa menjadi trauma untuk melakukan suatu aktivitas yang berhubungan erat dengan orang tuanya, atau justru sebaliknya.

Baca jugaDepresi: Pengertian, Penyebab, dan Cara Deteksinya

Hubungan Inner Child dengan Kesehatan Mental

Menerima keberadaan inner child di dalam diri adalah salah satu langkah awal yang sederhana dalam menjaga kesehatan mental loh. Ketika Anda bisa menerimanya dari dalam diri sendiri, maka sebenarnya itu sudah satu langkah lebih baik hingga perlahan bisa berdamai dengan trauma masa lalu, mengatur mood, hingga mempunyai hubungan yang lebih sehat dengan orang-orang di sekitar Anda. Proses untuk bisa menerima hal tersebut memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa.    

Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk mengetahui perihal kondisi kesehatan mental dengan mudah loh, terlebih di era serba teknologi seperti sekarang. Salah satu contohnya, Anda bisa memanfaatkan fitur mental wellness melalui aplikasi Pulse by Prudential. Dengan fitur tersebut, Anda akan bermain quiz yang berisikan beberapa pertanyaan perihal kesehatan mental. Tanpa perlu menunggu lama, Anda kelak akan bisa mengetahui bagaimana kondisi kesehatan mental Anda, dan apa yang harus dilakukan dengan kondisi tersebut.

Baca jugaMenggali Potensi Artificial Intelligence dalam Diagnosa Penyakit: Contoh Aplikasi di Bidang Kesehatan

Dampak Jika Inner Child yang Terluka Diabaikan

Semakin diabaikan, maka semakin hal ini akan memberikan dampak negatif. Bagaimanapun, ini merupakan bagian dari diri sendiri yang secara tidak sadar juga membentuk diri dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Menurut Healthline, inner child justru merupakan sumber kekuatan yang berperan besar dalam perkembangan seseorang hingga menjadi dewasa. Jika inner child terus-menerus diabaikan, hal ini bisa berpotensi membuat seseorang melakukan perbuatan destruktif seperti mudah emosi dan berteriak, melakukan kekerasan, hingga memusuhi diri sendiri.

Baca juga6 Manfaat Joging yang Baik untuk Kesehatan dan Kondisi Fisik

Inner Child dan Childish, Apakah Ada Perbedaannya?

Meskipun sama-sama mengandung kata ‘Child’, bukan berarti inner child dan childish memiliki arti yang sama, loh. Childish berarti adalah sifat kekanak-kanakan, atau kondisi seseorang yang belum memiliki kedewasaan secara psikologis maupun emosional. Sementara itu, inner child adalah istilah perihal perilaku atau sisi seperti anak-anak dalam diri orang dewasa yang masih tersimpan di dalam diri seseorang karena emosi dan peristiwa di masa lalu.

Terdapat perbedaan jelas antara bagaimana seseorang menjadi childish dan ketika inner child-nya terluka. Sifat childish bisa terjadi karena adanya masalah yang dihadapi sejak anak-anak dan belum terselesaikan. Hal ini kemudian mengakibatkan seseorang sulit untuk mengekspresikan berbagai perasaan, seperti senang, sedih, ataupun marah. Berbeda dengan childish, inner child terjadi dan terbentuk karena peristiwa masa lalu baik positif maupun negatif yang ingatannya masih menetap hingga seseorang dewasa.

Baca jugaDampak Polusi Udara Bagi Kesehatan

Cara Menyembuhkan Inner Child yang Terluka

1. Menerima dan Memahami Trauma Masa Kecil

Tidak semua orang dapat menerima dan memahami trauma masa kecil dengan cepat dan mudah. Terkadang, butuh waktu yang lama untuk bisa sampai pada tahap tersebut. Bahkan, sebagian orang justru akan menolak menerima dan memahami trauma masa kecil yang mereka miliki karena satu dan lain hal. Meskipun begitu, harus selalu diingat bahwa trauma masa kecil tetap merupakan bagian dari diri sendiri, walaupun hal ini meninggalkan pengalaman tidak menyenangkan.

Jika Anda merupakan salah satu orang yang belum bisa berdamai dengan trauma masa kecil, bisa dimulai dengan mengingat bahwa masa lalu tidak akan bisa diubah, tetapi masa depan selalu bisa direncanakan dengan lebih baik loh. Berdamai dengan masa lalu sama halnya dengan menyayangi diri sendiri, dan merupakan salah satu langkah positif untuk menyembuhkan inner child yang terluka.

2. Self-care atau Memperhatikan Diri Sendiri

Memperhatikan orang lain memang wajib, tetapi memperhatikan diri sendiri juga tak kalah wajibnya. Semakin Anda memperhatikan, maka semakin inner child yang terluka akan sembuh secara perlahan. Anda akan semakin memahami diri sendiri, hingga akhirnya mengetahui apa saja sebenarnya permasalahan dan alasan di balik trauma yang Anda masih miliki hingga dewasa.

3. Terapi dan Mencari Bantuan Profesional

Jika Anda merasa sudah tidak bisa menyembuhkannya sendiri, meminta bantuan profesional atau terapi adalah pilihan yang tepat. Dengan bantuan profesional, Anda akan mendapatkan arahan maupun solusi yang tepat. Bahkan, mungkin saja kemudian justru inner child yang Anda miliki bisa menjadi sumber motivasi agar hidup lebih baik ke depannya. Hal ini juga termasuk salah satu cara agar kesehatan mental Anda bisa lebih terjaga loh. Untuk lebih detailnya soal kesehatan mental, Anda bisa baca 10 Cara Efektif Mengatasi Masalah Mental Health Anda.

Hal yang Bisa Dilakukan untuk Membantu Mereka yang Inner Child-nya Terluka

Jika Anda mengetahui bahwa orang terdekat Anda sedang memiliki masalah dengan inner child-nya, maka sebagai rekan atau keluarga ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk membantu mereka. Hal utama yang bisa Anda lakukan adalah dengan mendengarkan mereka terlebih dahulu. Dengarkan keluh kesah, coba pahami bagaimana perasaan mereka, dan tempatkan posisi Anda seolah-olah berada di posisi mereka. Janganlah memotong pembicaraan ataupun berbicara terlebih dahulu sebelum mereka yang memperbolehkan.

Kemudian, ketika mereka sudah selesai berbicara, barulah berikan komentar hingga saran yang kira-kira akan berguna. Perhatikan pula bagaimana Anda memberikan komentar dan saran. Jangan sampai mereka merasa dihakimi atau disepelekan perasaannya. Selain memberikan komentar atau saran, Anda juga bisa menemani mereka pergi melakukan aktivitas atau ke tempat-tempat tertentu, hingga menemani ke terapi agar mereka bisa merasa lebih baik serta tidak sendirian.

Mulai sekarang, yuk kenali dan perhatikan diri sendiri lebih dalam! Rawat dan sembuhkan secara perlahan, hingga akhirnya juga mampu menjaga kesehatan mental. Pahami dan lakukan beberapa tips di atas dan sayangilah diri Anda.

Baca juga3 Bahaya Gula Darah Tinggi dan Cara Mencegahnya