Wanita di atas kasur dalam kamar gelap

Apa itu Burnout? Ketahui Penyebab, Ciri dan Cara Mengatasinya

Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan apa itu burnout. Bagaimana tidak, ada banyak pekerja Indonesia yang masih berusia produktif mengeluhkan bahwa mereka mengalami burnout karena bekerja. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh CNN Indonesia kepada pembacanya pada tahun 2021, sebanyak 77,3% dari 321 pembaca pernah mengalami burnout pada saat bekerja. Penyebabnya bisa berupa keharusan untuk siap siaga di luar jam kerja, tingginya beban kerja, hingga banyaknya jadwal rapat (meeting) yang harus diikuti.

Burnout tidak selalu dikaitkan dengan depresi meskipun sama-sama menggambarkan kondisi mental yang kurang baik. Maka dari itu, Anda perlu mengedukasi diri mengenai depresi dengan membaca artikel Depresi: Pengertian, Penyebab, dan Cara Deteksinya.

Burnout sendiri merupakan kondisi mental yang sudah mencakup kelelahan secara fisik. Mari kenali lebih lanjut tentang burnout dalam bacaan berikut ini!

Pengertian Burnout

Menurut Kamus American Psychological Association yang dikutip dari website Cleveland Clinic, burnout adalah kelelahan secara fisik, emosional, atau mental yang disertai dengan penurunan motivasi, kinerja, dan munculnya sikap negatif terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Seseorang tidak menyadari bahwa dirinya sudah burnout sampai terlambat, terutama ketika mereka terbiasa menyibukkan dirinya. Biasanya, burnout terjadi ketika seseorang sudah merasa lelah berlebihan sehingga tidak mampu bekerja. Burnout juga terjadi ketika tidak ada lagi keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi alias work-life balance.

Perbedaan Burnout dengan Stres

Burnout tidak sama dengan stres, meskipun sama-sama menggambarkan kondisi mental yang menurun ketika kita bekerja. Stres atau kelelahan biasa dialami oleh banyak orang dalam kehidupan pekerjaannya setiap hari. Stres juga menandakan bahwa seseorang mengambil tanggung jawab yang cukup banyak untuk diembannya, tetapi mereka tidak mengalami kelelahan emosional.

Sedangkan burnout adalah stres yang sudah menumpuk selama beberapa periode waktu bekerja. Bisa dibayangkan bahwa burnout lebih besar daripada stres. Burnout adalah siklus emosi negatif yang membuat seseorang menarik diri. Burnout juga muncul karena seseorang menginvestasikan terlalu banyak emosi, intelektual, bahkan fisik pekerjaan tanpa adanya upaya untuk memulihkan diri mereka.

Baca jugaApa itu Gagal Ginjal? Penyebab, Gejala dan Cara Mencegahnya | Prudential Indonesia

Fase Burnout

Burnout tidak serta-merta muncul dalam hidup kita. Ada lima tahapan dalam burnout, yaitu:

1. Fase 1: Fase Honeymoon

Seperti masa honeymoon dalam pernikahan, pada tahap ini Anda merasa optimis dan penuh energi. Baik itu saat memulai pekerjaan baru atau menghadapi tugas baru, Anda mengalami kepuasan sehingga merasa produktivitas dan mampu menggali sisi kreatif Anda.

2. Fase 2: Fase Timbulnya Stres

Tahap honeymoon mulai meredup, dan Anda mulai merasa stres. Tahap ini ditandai dengan sulit berkonsentrasi atau kurang produktif saat menyelesaikan pekerjaan. Secara fisik, kelelahan mulai terasa sehingga sulit tidur atau menikmati kegiatan di luar pekerjaan.

3. Fase 3: Fase Stres Kronis

Di tahap ini, stres mulai menjadi kondisi yang lebih serius, tetapi belum mencapai tahap burnout. Saat tekanan meningkat, stres secara konsisten memengaruhi pekerjaan. Contohnya adalah perasaan apatis, tidak menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, terlambat datang atau menunda-nunda saat bekerja.

Baca juga: 10 Cara Efektif Mengatasi Masalah Mental Health Anda

4. Fase 4: Fase Burnout

Tahap ini adalah ketika seseorang sudah mencapai batasnya dan tidak bisa lagi berfungsi seperti sedia kala. Masalah di tempat kerja mulai menguasai pikiran. Terkadang, seseorang juga merasa mati rasa dan meragukan dirinya secara serius. Gejala fisik mulai muncul, seperti sakit kepala berkepanjangan atau gangguan pencernaan.

5. Fase 5: Fase Burnout Berkepanjangan

Tahap ini muncul jika burnout tidak bisa diobati. Burnout berkepanjangan dapat menyebabkan kecemasan atau depresi. Orang yang burnout juga mulai mengalami kelelahan mental dan fisik dalam tahap kronis yang mencegah produktivitas.

Baca jugaMenggali Potensi Artificial Intelligence dalam Diagnosa Penyakit: Contoh Aplikasi di Bidang Kesehatan | Prudential Indonesia

Penyebab Burnout

Penyebab burnout bisa terjadi karena faktor internal maupun eksternal. Berikut rincian faktor yang menyebabkan burnout, berdasarkan penelitian yang diterbitkan oleh Jurnal Sehat Masada pada bulan Januari 2023.

1. Faktor Internal

Faktor internal yang menyebabkan burnout dalam bekerja mencakup:

  • Jenis kelamin, di mana perempuan lebih rentan mengalami burnout.

  • Usia, di mana usia dewasa muda (20-30 tahun) banyak mengalami burnout.

  • Tingkat pendidikan. Makin rendah tingkat pendidikan, seseorang rentan mengalami burnout.

  • Status pernikahan. Karyawan yang sudah menikah lebih banyak mengalami burnout.

  • Kepribadian

 

Baca juga: Manfaat Berpikir Positif untuk Kesehatan Fisik dan Mental

2. Faktor Eksternal

Sedangkan faktor yang menjadi penyebab burnout secara eksternal mencakup beberapa hal di bawah ini:

  • Beban kerja.

  • Masa kerja. Makin lama seseorang bekerja di suatu tempat, makin rentan mereka mengalami burnout.

  • Tingkat stres.

 

Baca jugaInner Child: Apa Itu, Tanda, Penyebab, dan Cara Berdamai dengan Masa Lalu | Prudential Indonesia

Ciri-ciri Burnout

Seperti apa ciri-ciri burnout? Anda bisa melihatnya melalui ciri-ciri fisik, psikologis, hingga sosial dan perilakunya. Berikut penjelasan lengkap mengenai berbagai ciri burnout.

1. Ciri-ciri Fisik

Berikut adalah ciri-ciri fisik dari burnout yang perlu disadari:

  • Merasa bahwa badan cepat lelah.

  • Mengalami kesulitan tidur.

  • Mengalami perubahan pada nafsu makan.

  • Mengalami sakit kepala atau nyeri otot.

 

2. Ciri-ciri Psikologis

Sedangkan ciri-ciri psikologis ditandai dengan:

  • Kekurangan motivasi.

  • Meragukan diri sendiri.

  • Cenderung merasa gagal atau kesepian.

  • Tidak merasa puas dalam hidup.

 

3. Ciri-ciri Sosial dan Perilaku

Gejala burnout juga bisa dilihat dari perilaku dan sosialnya yang terdiri dari:

  • Isolasi sosial.

  • Tidak kompeten dalam menjalankan tanggung jawab.

  • Sering marah karena pekerjaan.

 

Baca juga10 Manfaat Mandi Air Hangat yang Baik Bagi Kesehatan Tubuh | Prudential Indonesia

Cara Mengatasi Burnout

Burnout merupakan kondisi serius yang perlu diatasi dengan segera. Anda bisa mengatasi burnout dengan melakukan berbagai cara di bawah ini.

1. Istirahat dan Rekreasi

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi burnout adalah istirahat dan rekreasi. Luangkan waktu untuk tidur yang cukup dan hindari begadang pada malam hari. Pastikan Anda memiliki waktu luang di akhir pekan untuk melakukan hal-hal yang membuat Anda merasa bahagia dan santai. Selama di tempat kerja, Anda bisa mengikuti tips mengurangi stres yang dibagikan di artikel ini: Inilah 5 Cara Mengatasi Stres di Tempat Kerja.

2. Olahraga dan Aktivitas Fisik

Melibatkan diri dalam olahraga atau aktivitas fisik secara teratur dapat mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati. Lakukan jenis olahraga atau kegiatan fisik yang Anda nikmati, seperti berjalan kaki, yoga, atau berenang.

3. Terapi dan Konseling

Bicaralah dengan terapis atau konselor untuk mendapatkan dukungan emosional dan strategi mengatasi stres. Terapi kognitif perilaku atau terapi percakapan dapat membantu mengatasi pikiran negatif dan emosi yang berkaitan dengan burnout.

4. Mengubah Pola Pikir dan Perilaku

Sadari pola pikir dan perilaku yang menyebabkan atau memperburuk burnout. Latih diri Anda untuk berpikir positif dan mengelola pikiran negatif serta hindari pemikiran yang berlebihan (overthink) tentang pekerjaan atau kehidupan pribadi.

5. Menjaga Keseimbangan Hidup

Temukan keseimbangan antara pekerjaan, kehidupan pribadi, dan waktu untuk diri sendiri alias work-life balance. Tetapkan batas antara waktu kerja dan waktu istirahat. Jangan bawa pekerjaan ke rumah dan berikan diri waktu untuk bersantai dan melakukan hal-hal yang disukai.

6. Menentukan Prioritas dan Mengatur Jadwal

Tentukan prioritas dan atur jadwal dengan bijak. Fokus pada tugas yang penting dan mendesak, dan belajar mengatakan tidak jika Anda sudah terlalu sibuk. Hindari menumpuk terlalu banyak tanggung jawab pada waktu yang sama karena ini bisa menjadi alasan tubuh mudah lelah.

7. Berlibur dan Berwisata

Ambil cuti atau liburan sesekali untuk menyegarkan pikiran dan tubuh Anda. Pergilah berlibur atau berwisata ke tempat yang diimpikan. Mengubah lingkungan dan mencari pengalaman dapat memberikan perspektif segar mengenai kehidupan.

8. Melakukan Hobi dan Aktivitas yang Menyenangkan

Temukan waktu untuk melakukan hobi atau aktivitas yang dinikmati di luar pekerjaan. Aktivitasnya mencakup membaca, menulis, melukis, atau bahkan memasak. Melibatkan diri dalam kegiatan yang memberikan kegembiraan dan pencapaian pribadi dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional Anda.

Baca juga: Manfaat Berpikir Positif untuk Kesehatan Fisik dan Mental

Kesimpulan

Intinya, burnout bukanlah kondisi yang muncul secara tiba-tiba, melainkan stres yang sudah menumpuk sehingga mengurangi produktivitas. Ketika burnout mencapai puncaknya, hal ini tidak hanya ditandai dengan gejala emosional tetapi juga gejala fisik yang intens, seperti sakit kepala kronis, kesulitan tidur, dan perubahan nafsu makan.

Maka dari itu, Anda perlu mengurangi burnout dengan cara yang sudah dibagikan di atas. Anda juga perlu menyadari arti pentingnya kesehatan fisik dan mental supaya tidak tenggelam dalam burnout.

Pertimbangkan juga untuk memiliki Asuransi Kesehatan dari Prudential sebagai bentuk proteksi finansial terhadap risiko kesehatan seperti penyakit kritis yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Hubungi kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut!

Baca jugaApa itu CT Scan? Ketahui Fungsi dan Cara Kerjanya | Prudential Indonesia