Perawat pria pasang alat tensi darah ke bapak tua

Penyakit Autoimun: Penyebab, Gejala, dan Contoh Penyakitnya

Masyarakat Indonesia perlu memiliki kesadaran yang tinggi tentang penyakit autoimun. Dikutip dari Kompas.id, gangguan autoimun kini sudah memengaruhi sekitar 1 dari 10 orang, berdasarkan penelitian yang melibatkan 22 juta orang dan diterbitkan di The Lancet edisi Mei 2023.

Ada banyak jenis penyakit autoimun, salah satunya adalah diabetes. Diabetes termasuk penyakit yang mengkhawatirkan karena jumlah penderitanya mencapai posisi teratas di antara negara ASEAN, berdasarkan informasi dari Databoks Katadata. Untuk meningkatkan pemahaman mengenai penyakit diabetes, bacalah artikel ini Menurunkan Risiko Penyakit Kronis dan Mencegah Penyakit Keturunan Diabetes.

Kali ini, kita akan fokus membahas penyakit autoimun, termasuk penyebab, gejala, dan langkah pencegahannya. Simak penjelasannya sampai selesai!

Apa itu Penyakit Autoimun?

Autoimunitas atau penyakit autoimun adalah penyakit yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh manusia terlalu aktif sehingga bisa menyerang dan merusak jaringan tubuhnya sendiri.

Baca jugaApa itu Parkinson? Penyebab, Gejala, Faktor dan Pencegahannya | Prudential Indonesia

Biasanya, sistem kekebalan tubuh membuat protein yang disebut antibodi yang bekerja untuk melindungi tubuh dari zat-zat berbahaya seperti virus, sel kanker, dan racun. Namun, pada gangguan autoimun, sistem kekebalan tubuh tidak dapat membedakan antara zat asing dan sel-sel sehat.

Beberapa penyakit autoimun hanya menyerang satu organ. Contohnya adalah diabetes tipe 1 yang merusak pankreas. Kondisi lain, seperti lupus, dapat memengaruhi seluruh tubuh penderita.

Baca Juga: Sinusitis: Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Menanganinya

Penyebab Penyakit Autoimun

Pertanyaannya, apa yang menjadi penyebab autoimun? Penyebabnya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Berikut ini adalah penjelasannya.

1. Faktor Genetik

Beberapa jenis penyakit autoimun seperti lupus dan multiple sclerosis (MS), dapat bersifat keturunan. Risiko terkena gangguan autoimun lebih tinggi jika ada riwayat keluarga yang menderita salah satu jenis penyakit autoimun. Orang yang memiliki gen tertentu juga lebih rentan terhadap gangguan autoimun.

2. Faktor Lingkungan

Walaupun genetik menjadi salah satu penyebab autoimun, faktor tersebut tidak cukup, melainkan ada faktor lainnya yang memicu seseorang mengidap gangguan autoimun. Paparan sinar matahari, bahan kimia berbahaya, asap rokok, atau infeksi bakteri dan virus tertentu, dapat meningkatkan risiko terkena penyakit autoimun.

Baca jugaPenyakit Cacingan: Pahami Ancaman, Tindakan Pencegahan dan Pengobatan yang Efektif Pada Anak dan Orang Dewasa | Prudential Indonesia

Jenis-jenis Penyakit Autoimun

Gangguan autoimun dapat memengaruhi berbagai organ dan sistem tubuh sehingga menyebabkan penyakit. Di bawah ini adalah beberapa jenis penyakt autoimun yang muncul berdasarkan sistem tubuh yang diserang, yaitu:

1. Penyakit Autoimun pada Sistem Saraf

Penyakit autoimun pada sistem saraf melibatkan serangan sistem kekebalan tubuh terhadap sel-sel saraf. Contohnya adalah penyakit multiple sclerosis (MS) di mana sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan pelindung saraf sehingga menyebabkan gangguan komunikasi antara otak dan tubuh.

2. Penyakit Autoimun pada Sistem Pencernaan

Dalam kondisi ini, sistem kekebalan tubuh menyerang saluran pencernaan sehingga menyebabkan peradangan dan kerusakan pada dinding usus, yang pada gilirannya dapat mengganggu fungsi pencernaan.

Baca jugaApa itu Kemoterapi? Fungsi, Efek dan Proses Pengobatannya | Prudential Indonesia

3. Penyakit Autoimun pada Sistem Endokrin

Penyakit autoimun pada sistem endokrin melibatkan serangan terhadap kelenjar endokrin, seperti tiroid. Contoh penyakit autoimun pada sistem ini adalah penyakit Hashimoto, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid sehingga mengakibatkan penurunan produksi hormon tiroid yang penting untuk mengatur metabolisme tubuh.

4. Penyakit Autoimun pada Kulit

Penyakit autoimun yang memengaruhi kulit termasuk lupus dan psoriasis. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel kulit sehingga menimbulkan ruam, peradangan, dan rasa tidak nyaman pada kulit.

5. Penyakit Autoimun pada Sistem Pernapasan

Penyakit autoimun pada sistem pernapasan dapat mencakup kondisi seperti penyakit paru-paru interstisial. Dalam kasus ini, sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan paru-paru, menyebabkan peradangan dan gangguan pada fungsi pernapasan.

Baca Juga: Cara Hidup Sehat Saat Musim Sakit

Gejala Autoimun

Seperti apa gejala yang muncul akibat gangguan autoimun? Lihat penjelasan di bawah ini.

Gejala Umum pada Penyakit Autoimun

Gejala gangguan autoimun di bawah ini merupakan gejala umum yang terjadi pada siapa pun, terlepas dari jenis penyakit yang diderita. Berikut adalah gejalanya:

  • Kelelahan

  • Nyeri dan pembengkakan pada sendi

  • Masalah kulit

  • Nyeri perut atau masalah pencernaan

  • Demam yang terjadi secara berulang

  • Pembengkakan kelenjar

 

Gejala Khusus pada Jenis-Jenis Penyakit Autoimun

Selain gejala umum di atas, ada pula gejala khusus yang biasanya terjadi pada seseorang yang mengidap jenis-jenis penyakit autoimun tertentu. Contohnya, penderita diabetes tipe 1 merasakan gejala seperti haus yang berlebihan dan penurunan berat badan. Sedangkan penderita penyakit radang usus mengalami gejala seperti perut kembung dan diare. Informasi lebih lanjut mengenai gejala pada berbagai jenis penyakit autoimun akan dibahas pada bagian berikutnya.

Baca juga10 Manfaat Mandi Air Hangat yang Baik Bagi Kesehatan Tubuh | Prudential Indonesia

Cara Mencegah Penyakit Autoimun

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah penyakit autoimun:

1. Menjaga Pola Makan yang Sehat

Makan makanan bergizi seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein sehat bisa memperkuat sistem kekebalan tubuh. Mengonsumsi makanan yang kaya antioksidan dan vitamin juga membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan.

2. Menghindari Stres Berlebihan

Stres yang berlebihan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga meningkatkan risiko penyakit autoimun. Lakukan manajemen stres melalui teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau hobi yang menyenangkan. Dengan mengurangi stres, tubuh dapat berfungsi dengan lebih baik dan melawan penyakit.

3. Rutin Berolahraga

Olahraga teratur tidak hanya menjaga berat badan tetap sehat, tetapi juga meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi peradangan, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Kegiatan fisik seperti berjalan kaki, berlari, atau berenang secara teratur dapat membantu melawan penyakit autoimun dengan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

4. Menghindari Paparan Bahan Kimia Berbahaya

Paparan terhadap bahan kimia berbahaya dapat memicu reaksi autoimun. Penting untuk menghindari kontak dengan zat-zat kimia beracun di lingkungan sehari-hari, seperti pestisida, asap rokok, dan bahan kimia pembersih yang keras. Menggunakan produk alami dan ramah lingkungan dapat mengurangi risiko paparan bahan berbahaya ini.

5. Menjaga Kesehatan Mental

Stres emosional dan tekanan mental dapat mempengaruhi keseimbangan sistem kekebalan tubuh. Merawat kesehatan mental melalui terapi, dukungan sosial, dan hobi yang menyenangkan dapat membantu menjaga kestabilan emosional dan fisik.

Tips lainnya mengenai pencegahan penyakit autoimun bisa diperoleh dengan membaca artikel 7 Cara Menjaga Imun Tubuh.

Baca jugaApa itu CT Scan? Ketahui Fungsi dan Cara Kerjanya | Prudential Indonesia

Contoh Penyakit Autoimun yang Sering Terjadi

Di antara banyaknya penyakit akibat gangguan autoimun, ada lima jenis penyakit yang kasusnya sering terjadi di Indonesia. Di bawah ini adalah deretan penyakit autoimun yang kerap menyerang penduduk Indonesia.

1. Lupus

Setiap tahunnya, jumlah kasus baru penyakit lupus mencapai 400.000, dilansir dari Tempo.co. Meskipun lupus digambarkan pertama kali sebagai penyakit kulit, nyatanya penyakit ini memengaruhi banyak organ seperti sendi, ginjal, otak, dan jantung. Gejala umum penyakit lupus mencakup ruam pada kulit, nyeri pada sendi, dan kelelahan.

2. Rheumathoid Arthritis (RA)

Walaupun RA lebih umum terjadi pada orang tua, penyakit ini juga bisa terjadi sejak usia 30-an. Pada penyakit ini, sistem kekebalan tubuh menyerang sendi sehingga menyebabkan gejala seperti:

  • Pembengkakan pada sendi

  • Sendi terasa hangat

  • Rasa sakit pada sendi

  • Sendi mulai kaku.

 

3. Penyakit Hashimoto

Pada penyakit Hashimoto, produksi hormon tiroid melambat hingga mengalami kekurangan. Gejala umum dari penyakit Hashimoto bisa mencakup:

  • Penambahan berat badan

  • Tubuh lebih sensitif terhadap dingin

  • Kelelahan

  • Kerontokan rambut

  • Pembengkakan pada kelenjar tiroid (gondok)

 

4. Diabetes Tipe 1

Pada diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas.Kadar gula darah yang tinggi akibat diabetes tipe 1 dapat merusak pembuluh darah dan organ-organ tubuh, seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf. Gejalanya mencakup:

  • Rasa lapar berlebihan

  • Rasa haus berlebihan

  • Penglihatan kabur

  • Kelelahan

  • Sering buang air kecil

  • Penurunan berat badan yang drastis dalam waktu singkat

 

5. Multiple Sclerosis

Penyakit ini merusak lapisan pelindung yang melingkupi sel-sel saraf (selubung mielin) dalam sistem saraf pusat. Kerusakan pada selubung mielin memperlambat kecepatan transmisi pesan antara otak dan sumsum tulang belakang. Kerusakan ini dapat menyebabkan gejala sebagai berikut:

  • Kelelahan

  • Kesulitan berjalan

  • Masalah keseimbangan

  • Masalah penglihatan

  • Masalah berbicara

  • Tremor

  • Susah tidur

  • Sulit menelan

  • Sulit menahan ketika ingin buang air kecil maupun besar.

 

Baca juga10 Penyebab Kanker Kulit yang Perlu Anda Waspadai | Prudential Indonesia

Kesimpulan

Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat dalam tubuh sendiri. Gejala umum penyakit meliputi kelelahan, nyeri sendi, masalah kulit, nyeri perut, demam berulang, dan pembengkakan kelenjar.

Penyakit autoimun dapat memengaruhi berbagai organ dan sistem tubuh. Contohnya, pada sistem saraf, terjadi serangan terhadap sel-sel saraf. Pada sistem pencernaan, serangan terhadap saluran pencernaan menyebabkan peradangan dan kerusakan pada dinding usus. Penyakit autoimun juga bisa memengaruhi sistem endokrin, kulit dan sistem pernapasan.  Meskipun ada gejala umum, setiap penyakit akibat gangguan autoimun memiliki karakteristiknya sendiri. Misalnya, lupus dapat memengaruhi kulit, sendi, dan organ-organ tubuh lainnya, sementara MS merusak selubung pelindung saraf.

Baca Juga: Asuransi Penyakit Kritis Prudential

Penyakit autoimun dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti rutin berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi, menghindari stres, hingga melindungi diri dari paparan radiasi. Selain perlindungan fisik, lengkapi juga diri Anda dengan proteksi finansial berupa Asuransi Kesehatan dari Prudential. Kami mempunyai produk Asuransi Kesehatan untuk penyakit kritis sehingga nasabah Prudential tidak perlu khawatir dan bisa lebih fokus pada proses pengobatan atau pemulihan. Hubungi kami untuk mendapatkan informasi lanjut mengenai Asuransi Kesehatan Prudential!