Kakek dan nenek tersenyum di meja makan

Apa itu Parkinson? Penyebab, Gejala, Faktor dan Pencegahannya

Masa tua yang sehat dan bebas penyakit tentu menjadi dambaan bagi setiap orang. Tentu saja banyak orang yang ingin tetap aktif menjelang usia senja. Pasalnya, saat mulai memasuki usia tua, banyak fungsi organ yang sudah mulai menurun kemampuannya dibandingkan pada saat muda dahulu. Salah satu fungsi tersebut adalah gerak motorik. Beberapa orang di usia senja rentan terkena Parkinson yang mengganggu kemampuan motorik mereka.

Jumlah penderita penyakit Parkinson di Indonesia diperkirakan berkisar di angka 200.000 sampai 400.000, berdasarkan informasi dari website Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga pada Juni 2023. Gejala awal penyakit Parkinson muncul sebelum usia 40 tahun, tetapi rata-rata mulai menyerang penderita berusia 65 tahun ke atas. Sudahkah Anda memahami apa itu Parkinson serta langkah pencegahan yang bisa dilakukan sejak dini?

Selain Parkinson, ada juga penyakit lainnya yang sering menyerang orang berusia lanjut, yaitu diabetes. Menariknya, penderita diabetes tidak harus berusia tua. Orang muda pun bisa terkena diabetes yang bisa dilihat dari tanda-tandanya. Untuk mengetahui ciri-ciri diabetes, Anda bisa membaca artikel ini: Mulai Hidup Sehat, Kenali Ciri-Ciri Diabetes di Usia Muda.

Kali ini, kita akan membahas lengkap tentang penyakit Parkinson, termasuk gejala dan langkah pencegahannya. Simak artikelnya sampai selesai!

Pengenalan Parkinson

Penyakit Parkinson adalah gangguan yang memengaruhi sistem saraf dan bagian tubuh lainnya yang dikendalikan oleh saraf. Gejala penyakit Parkinson muncul secara perlahan. Gejala pertama Parkinson adalah tremor yang hampir tidak terlihat pada salah satu tangan. Gejala ini terlihat umum tetapi gangguan ini dapat menyebabkan kekakuan atau perlambatan gerakan.

Pada tahap awal, wajah penderita Parkinson mungkin tidak menunjukkan ekspresi sama sekali. Tangan penderita Parkinson tidak berayun saat berjalan. Kemampuan berbicara juga berkurang atau terganggu. Gejala penyakit Parkinson makin memburuk seiring dengan perkembangan kondisi seiring waktu karena beberapa hal, salah satunya tidak diobati dengan baik.

Meskipun penyakit Parkinson tidak bisa disembuhkan, pemberian obat-obatan  secara signifikan memperbaiki gejala penyakit Parkinson. Kadang-kadang, penyedia layanan kesehatan menyarankan operasi untuk mengatur beberapa bagian otak dan memperbaiki gejala.

Baca jugaMengatasi Alergi Debu: Panduan Praktis untuk Meredakan Gejala dan Mengurangi Risiko Alergi | Prudential Indonesia

Penyebab Parkinson

Dikutip dari website Mayo Clinic, penyakit Parkinson terjadi ketika sel-sel saraf yang disebut neuron di otak secara bertahap mengalami kerusakan atau mati. Banyak gejala Parkinson disebabkan oleh hilangnya neuron yang memproduksi zat pengirim kimia di otak yang disebut dopamin. Ketika kadar dopamin menurun, hal ini menyebabkan aktivitas otak yang tidak teratur sehingga mengakibatkan masalah pada gerakan dan gejala lain dari penyakit Parkinson.

1. Faktor Genetik

Perubahan genetik tertentu menyebabkan penyakit Parkinson. Namun, hal ini jarang terjadi kecuali pada kasus langka, yaitu adanya anggota satu keluarga yang terkena penyakit Parkinson. Namun, variasi gen tertentu tampaknya meningkatkan risiko penyakit Parkinson, meskipun dengan risiko yang relatif kecil untuk masing-masing tanda genetik ini.

2. Faktor Lingkungan

Paparan terhadap beberapa racun seperti pestisida dan herbisida atau faktor lingkungan tertentu dapat meningkatkan risiko terkena penyakit Parkinson di kemudian hari, meskipun risikonya lebih kecil.

Baca juga10 Manfaat Mandi Air Hangat yang Baik Bagi Kesehatan Tubuh | Prudential Indonesia

3. Faktor Usia

Penyakit Parkinson juga disebabkan karena faktor usia. Orang dewasa jarang mengalami Parkinson dan penyakit ini mulai terjadi pada usia 60 tahun ke atas.

Baca juga: Cara Mencegah Penyakit Stroke yang Harus Diikuti

Gejala Parkinson

Penderita penyakit Parkinson bisa dikenali lewat berbagai gejala, baik gejala motorik maupun non-motorik. Untuk lebih jelasnya, lihat penjelasan di bawah ini:

1. Gejala Motorik

Gejala motorik merupakan gejala yang terlihat pada perubahan kontrol dan koordinasi gerakan tubuh.

a. Tremor

Tremor merupakan gejala utama yang dialami oleh penderita Parkinson. Tremor yang biasanya dimulai pada bagian tangan atau lengan dan lebih mungkin terjadi saat anggota tubuh sedang beristirahat atau tidak melakukan kegiatan apa pun.

b. Kejang

Dilansir dari Medical News Today, beberapa orang yang mengidap penyakit Parkinson juga mengalami kejang. Kejang adalah yang merupakan gangguan pada otak yang menyebabkan ketegangan otot yang berlebihan dan sering kali menyebabkan gerakan tangan atau kaki yang tiba-tiba.

c. Kekakuan

Penderita Parkinson juga dikenali dengan gejala otot yang kaku. Kekakuan dan ketegangan pada otot membuat penderita sulit bergerak dan membuat ekspresi wajah sehingga menyebabkan kram otot yang menyakitkan (distonia).

Baca jugaPenyakit Cacingan: Pahami Ancaman, Tindakan Pencegahan dan Pengobatan yang Efektif Pada Anak dan Orang Dewasa | Prudential Indonesia

2. Gejala Non-Motorik

Selain gejala motorik di atas, penyakit Parkinson juga dikenali melalui gejala non-motorik yang terlihat pada gaya hidup. Gejala ini mencakup:

a. Gangguan Tidur

Gangguan tidur umum pada penderita Parkinson. Mereka mengalami kesulitan (insomnia), tidur gelisah, atau bahkan mengalami perubahan dalam siklus tidur. Gangguan tidur yang tidak diatasi dapat menyebabkan kelelahan yang parah dan memengaruhi aktivitas sehari-hari.

b. Gangguan Kognitif

Gangguan kognitif melibatkan masalah dengan fungsi kognitif seperti memori, pemecahan masalah, dan kemampuan berpikir. Penderita Parkinson mungkin mengalami kesulitan mengingat informasi, berfokus pada tugas-tugas tertentu, atau membuat keputusan kompleks. Dalam beberapa kasus, gangguan kognitif dapat berkembang menjadi demensia.

c. Gangguan Emosi

Gangguan emosi termasuk depresi, kecemasan, dan perubahan suasana hati yang tidak stabil. Beberapa penderita Parkinson mengalami perubahan emosional yang signifikan, yang dapat memengaruhi interaksi sosial, kepercayaan diri, dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Baca juga: Pahami Penyebab Vertigo, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Faktor Risiko Parkinson

Selain penyebab di atas, penyakit Parkinson juga terjadi karena beberapa faktor risiko yang memengaruhinya. Berikut adalah faktor risiko penyakit Parkinson.

1. Usia

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, penyakit Parkinson mulai muncul pada usia tua, lebih tepatnya 60 tahun ke atas. Risiko dan akibat penyakit Parkinson mulai meningkat seiring bertambahnya usia.

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin juga menjadi faktor risiko penyakit Parkinson. Pria lebih berpotensi mengalami penyakit Parkinson dibandingkan dengan wanita. Dikutip dari penelitian yang diunggah di website Elsevier, penyakit Parkinson mulai berkembang pada 4% pria dan 2% wanita pada usia 85 tahun, yang berarti pria 2 kali berpotensi menderita Parkinson daripada wanita.

3. Riwayat Keluarga

Memiliki anggota satu keluarga yang mengidap penyakit Parkinson meningkatkan kemungkinan menderita penyakit ini. Namun, risikonya tetap kecil kecuali jika memiliki banyak kerabat dalam keluarga yang mengidap penyakit Parkinson.

Baca jugaPenyakit Cacingan: Pahami Ancaman, Tindakan Pencegahan dan Pengobatan yang Efektif Pada Anak dan Orang Dewasa | Prudential Indonesia

Cara Mencegah Parkinson

Pencegahan penyakit Parkinson sebenarnya dapat dimulai sejak dini. Berikut adalah beberapa cara mencegah penyakit Parkinson yang bisa Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Gaya Hidup Sehat

Merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan risiko Parkinson. Oleh karena itu, berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol adalah langkah pertama yang penting. Selain itu, mengelola stres dengan teknik relaksasi seperti meditasi dan yoga dapat membantu mengurangi risiko Parkinson.

2. Olahraga Teratur

Aktivitas fisik yang teratur meningkatkan aliran darah ke otak, membantu menjaga berat badan yang sehat, dan mengurangi risiko obesitas. Jenis olahraga aerobik seperti berjalan cepat, berlari, atau bersepeda dapat menjadi pilihan yang baik. Selain itu, latihan kekuatan dan fleksibilitas juga penting untuk menjaga kondisi fisik secara keseluruhan.

3. Makanan Sehat

Pilihan makanan sehari-hari dapat memiliki dampak signifikan pada kesehatan otak. Konsumsi makanan yang kaya antioksidan seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian dapat membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan. Diet rendah lemak jenuh dan tinggi serat juga direkomendasikan untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, yang secara positif mempengaruhi kesehatan otak.

Baca juga10 Penyebab Kanker Kulit yang Perlu Anda Waspadai | Prudential Indonesia

Pengobatan Penyakit Parkinson

Walaupun tidak bisa diobati, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan jika sudah terkena Parkinson, yaitu:

1. Pemberian Obat-Obatan

Dokter akan meresepkan obat-obatan dapat membantu meringankan gejala Parkinson, seperti tremor. Orang dengan penyakit Parkinson mengalami perbaikan gejala yang signifikan setelah memulai pengobatan.

2. Terapi

Selain obat-obatan, orang dengan penyakit Parkinson juga perlu menjalani serangkaian terapi untuk meningkatkan kualitas hidup. Pertama, ada fisioterapi yang dilakukan dengan tujuan mengurangi kekakuan otot dan sendi melalui latihan sehingga lebih lentur dan mudah digerakkan.

Selain itu, ada terapi okupasi yang dilakukan supaya penderita Parkinson bisa menjalani aktivitas sehari-hari, seperti berpakaian atau berbelanja ke toko di sekitar. Terakhir, ada terapi bahasa dan berbicara agar orang dengan Parkinson bisa berkomunikasi. Terapi bicara juga dilakukan untuk menghilangkan kesulitan menelan makanan (disfagia).

3. Penyesuaian Makanan

Bagi beberapa orang dengan penyakit Parkinson, melakukan penyesuaian makanan dapat memperbaiki beberapa gejalanya. Perubahan ini mencakup:

  • meningkatkan jumlah serat dalam makanan dan memastikan kebutuhan air tetap tercukupi untuk mengurangi sembelit.

  • meningkatkan kadar garam dan mengonsumsi makanan dalam porsi kecil tetapi sering untuk menghindari masalah tekanan darah rendah, seperti pusing saat berdiri dalam waktu cepat.

  • melakukan perubahan dalam makanan untuk menghindari penurunan berat badan.

 

Baca juga: Menerapkan Pola Hidup Sehat saat Puasa: Tips Kesehatan dan Nutrisi yang Tepat

Kesimpulan

Singkatnya, Parkinson adalah penyakit degeneratif pada bagian otak yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari, dengan gejala yang melibatkan gangguan motorik seperti tremor, kejang, dan kekakuan, serta gejala non-motorik termasuk gangguan tidur, gangguan kognitif, dan gangguan emosi. Pencegahan Parkinson dapat dilakukan melalui gaya hidup sehat, olahraga teratur, dan pola makan seimbang.

Baca juga: Leukemia: Jenis dan Pencegahannya

Memiliki Asuransi Kesehatan juga merupakan langkah yang tidak bisa diabaikan dalam perlindungan dari risiko kesehatan, lebih tepatnya dari segi finansial. Prudential menghadirkan Asuransi Kesehatan untuk Anda dan keluarga. Hubungi kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai produk asuransi dari Prudential!

Baca juga6 Manfaat Joging yang Baik untuk Kesehatan dan Kondisi Fisik | Prudential Indonesia