Wanita mengidap PTSD

Apa itu PTSD? Sebab, Gejala dan Cara Mengatasinya

Post-traumatic stress disorder, disingkat sebagai PTSD, merupakan salah satu gangguan mental yang perlu mendapatkan perhatian serius. Bahkan remaja berusia 10-17 tahun pun rentan mengalami PTSD. Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) mengungkapkan bahwa 2,45 juta remaja di Indonesia mengalami gangguan mental, dikutip dari website Universitas Gadjah Mada. Sebanyak 0,5% dari 2,45 juta remaja tersebut merupakan penderita PTSD, padahal merekalah yang menjadi masa depan negeri ini.

Melihat seriusnya angka kasus PTSD di atas, Anda perlu memiliki kesadaran yang tinggi mengenai gangguan kesehatan mental ini. Tidak hanya PTSD, Anda juga perlu menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental dalam kondisi apa pun dengan membaca artikel ini: 10 Cara Efektif Mengatasi Masalah Mental Health Anda.

Simak penjelasan tentang PTSD dalam bacaan berikut!

Apa Itu PTSD? 

Gangguan stres pasca-trauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD) adalah gangguan yang terjadi pada orang yang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis yang terjadi sekali maupun berulang kali. Beberapa contoh peristiwa traumatis tersebut mencakup bencana alam, perang, serangan terorisme, kecelakaan, kekerasan seksual, intimidasi dari orang di sekitarnya, dan masih banyak lagi.

Ada pun diagnosis PTSD memerlukan penderitanya menghadapi kembali peristiwa traumatis yang dialaminya melalui cerita, mengalaminya secara langsung, menyaksikan peristiwa tersebut terjadi pada orang lain, atau mengetahui jika peristiwa tersebut terjadi pada orang terdekatnya. Diagnosis PTSD juga dilakukan dengan mengingat detail kecil dari peristiwa traumatis tersebut

Bagaimana PTSD Memengaruhi Seseorang?

PTSD tidak bisa diabaikan karena bisa memengaruhi kondisi emosional penderitanya. Dikutip dari website American Psychiatric Association, penderita PTSD memiliki pikiran dan perasaan yang mengganggu terkait pengalaman traumatis tersebut meskipun sudah lama terjadi. Mereka bisa saja mengulang kembali peristiwa tersebut melalui kilas balik atau mimpi buruk. Alhasil, penderita PTSD sering sedih, takut, marah, bahkan mengasingkan diri dari orang lain.

Gejala PTSD 

Pada umumnya, ada empat kelompok gejala PTSD, yaitu:

1. Pikiran yang Terganggu

Pikiran ini bisa muncul dalam bentuk ingatan yang berulang dan terjadi tidak disengaja, mimpi buruk yang mengganggu, atau kilas balik dari peristiwa traumatis. Kilas baliknya terasa begitu nyata sehingga penderita PTSD merasa sedang mengulang kembali pengalaman traumatis tersebut atau melihatnya langsung di depan mata mereka.

2. Menghindari Hal yang Mengingatkan Peristiwa Traumatis

Penderita PTSD cenderung menghindari hal-hal yang mengingatkan peristiwa traumatis. Gejala ini ditunjukkan dengan menghindari orang, tempat, aktivitas, benda, atau situasi yang bisa memicu kenangan akan peristiwa traumatis. Mereka menolak untuk membicarakan tentang kondisi yang terjadi atau bagaimana perasaan mereka tentang peristiwa traumatis yang dialaminya.

3. Perubahan Pikiran dan Suasana Hati

Kelompok gejala ini mencakup ketidakmampuan mengingat aspek penting dari peristiwa traumatis, muncul pikiran dan perasaan negatif yang menggoyahkan keinginan tentang dirinya (contoh: terus berpikir bahwa dirinya tidak berharga atau tidak ada orang lain yang bisa dipercaya). Selain itu, penderita PTSD juga cenderung menyalahkan diri sendiri atau orang lain dan merasa malu yang berlebihan. Mereka juga memiliki sedikit minat pada aktivitas yang diminati serta mengasingkan diri dari orang lain.

Baca Juga: Tips Keluarga Sehat dan Bahagia

4. Perubahan Emosional

Kelompok gejala yang terakhir mencakup mudah tersinggung dan marah, berperilaku ceroboh, terlalu waspada terhadap lingkungan sekitar dan mudah curiga, mudah terkejut, dan memiliki masalah berkonsentrasi serta susah tidur (insomnia).

Penyebab PTSD 

Apa yang menjadi penyebab PTSD? Mari kita lihat penjelasan di bawah ini.

1. Trauma

Setiap peristiwa yang dianggap traumatis bisa menyebabkan PTSD. Situasi ini dapat mencakup kecelakaan, mengalami serangan seksual atau kekerasan atau mengalami masalah kesehatan serius. PTSD bisa berkembang segera setelah penderitanya mengalami peristiwa mengganggu, atau bisa terjadi beberapa minggu, bulan, bahkan bertahun-tahun kemudian.

Baca Juga: Depresi: Pengertian, Penyebab, dan Cara Deteksinya

2. Faktor Risiko PTSD

Orang dari segala usia bisa mengalami PTSD. Namun, beberapa faktor bisa yang bisa membuat penderita lebih mungkin mengalami PTSD adalah:

  • Mengalami trauma yang intens atau berkepanjangan.

  • Pernah mengalami trauma lain pada masa lalu, seperti pelecehan pada masa kanak-kanak.

  • Memiliki pekerjaan yang meningkatkan risiko terus teringat akan peristiwa traumatis. Contohnya korban perang menjadi tentara.

  • Mengalami masalah kesehatan mental lainnya, seperti gangguan kecemasan atau depresi.

  • Mengalami masalah penyalahgunaan obat-obatan atau minum alkohol berlebihan.

  • Tidak memiliki support system yang baik dari keluarga dan teman-teman.

  • Memiliki anggota keluarga langsung yang mengalami masalah kesehatan mental.

Mengapa beberapa orang mengalami PTSD dan yang lain tidak?

Dilansir dari Brainline, ada beberapa orang yang bisa mengalami PTSD, sementara yang lain tidak mengalaminya, padahal mengalami kejadian traumatis yang sama. Hal ini bisa disebabkan karena penderita PTSD cenderung menghindari pikiran tentang kejadian traumatis atau enggan membicarakannya, sedangkan orang yang tidak mengalami PTSD lebih berani menghadapi pikiran dan membicarakan peristiwa traumatis tersebut.

Pilihan Pengobatan untuk PTSD 

PTSD bisa ditangani melalui terapi psikologis dan pemberian obat-obatan. Ada beberapa pilihan pengobatan untuk penderita PTSD, yaitu:

1. Terapi Perilaku Kognitif

Cognitive behavioural therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif adalah terapi yang bertujuan untuk mengelola PTSD dengan mengubah cara berpikir dan bertindak. CBT yang berfokus pada trauma menggunakan berbagai teknik psikologis untuk membantu penderita PTSD menerima peristiwa traumatis yang dialaminya.

2. Terapi EMDR

Terapi Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR) melibatkan mengingat kembali kejadian traumatis secara detail sambil melakukan gerakan mata, biasanya dengan mengikuti gerakan jari terapis. Terapi ini juga membantu cara penderita PTSD dalam memikirkan pengalaman traumatis.

3. Group Therapy

Group therapy adalah jenis psikoterapi yang dilakukan bersama dengan penderita PTSD lainnya. Sesi group therapy dilakukan oleh satu atau lebih profesional yang memiliki lisensi dalam menangani penderita PTSD atau trauma. Peserta dikelompokkan berdasarkan kondisi trauma yang dialaminya. Contohnya, wanita dengan riwayat pelecehan seksual pada masa kecil dikelompokkan pada group therapy yang sama.

Baca Juga: 8 Cara Menjaga Kesehatan Mental Selama Pandemi COVID-19

4. Obat-Obatan

Beberapa jenis obat dapat membantu memperbaiki gejala PTSD adalah:

  • Antidepresan untuk membantu mengatasi gejala depresi dan kecemasan, seperti masalah tidur dan sulit berkonsentrasi.

  • Obat yang dapat mengatasi gangguan kecemasan.

  • Obat prazosin untuk mengurangi atau menghentikan mimpi buruk pada penderita PTSD.

5. Terapi Alternatif

Pengobatan lain untuk penderita PTSD termasuk terapi komplementer dan alternatif seperti akupuntur dan yoga. Terapi ini memerlukan konsultasi terlebih dahulu dengan bantuan profesional. Selain pengobatan, penderita PTSD merasa terbantu dengan cara berbagi pengalaman dan perasaannya dengan orang lain yang memiliki pengalaman traumatis serupa.

Pentingnya Mencari Bantuan Profesional dan Dukungan 

Mencari bantuan dari profesional dapat memberikan pandangan yang mendalam tentang PTSD dan membantu dalam mengelola gejalanya. Profesional kesehatan mental terlatih untuk memberikan strategi dan teknik yang efektif untuk mengatasi kondisi ini. Langkah pertama adalah menghubungi profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater. Dapat juga dilakukan dengan mencari layanan kesehatan mental di komunitas atau lembaga kesehatan yang terpercaya.

Dukungan dari keluarga dan teman dekat juga sangat penting. Mereka dapat memberikan dukungan emosional yang kuat serta membantu dalam proses pengobatan dan pemulihan.

Penting untuk menyadari stigma yang terkait dengan PTSD dan mengatasi persepsi negatif tersebut. Edukasi dan pemahaman yang lebih baik tentang gangguan ini dapat membantu mengurangi stigma dan mendorong orang untuk mencari bantuan yang diperlukan.

Kesimpulan

Post-traumatic stress disorder alias PTSD adalah gangguan psikologis yang terjadi pada siapa pun yang telah mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis. Penanganannya melibatkan terapi kognitif perilaku, pengobatan dengan obat-obatan tertentu, terapi kelompok, dan pendekatan lain seperti EMDR atau terapi yang melibatkan dukungan keluarga dan teman. Selain itu, mendapatkan bantuan profesional dan dukungan emosional diperlukan dalam menangani PTSD.

Prudential menghadirkan fitur Mental Wellness Checker di aplikasi PULSE yang bermanfaat untuk mengetahui kondisi kecemasan dan stres yang berkaitan dengan PTSD. Anda juga bisa mendapatkan banyak artikel dan video menarik yang membahas kesehatan mental di fitur ini. Segera unduh aplikasinya dengan klik di sini!