Penyakit Jantung Koroner

Jangan Disepelekan! Ini Tanda Penyakit Jantung Koroner yang Sering Disalahartikan Masuk Angin

Daftar Isi dan Rangkuman Artikel

Rangkuman Artikel
  • Penyakit jantung koroner adalah kondisi di mana pembuluh darah koroner pembuluh yang memasok darah dan oksigen ke otot jantung, mengalami penyempitan akibat penumpukan plak

  • Terdapat beberapa faktor risiko dari penyakit jantung koroner, di antaranya pola makan yang tidak sehat dan kurangnya kontrol stres.

  • Jika terlambat ditangani, penyakit jantung koroner bisa berisiko gagal jantung

  • Sebagai langkah pencegahan jantung koroner, Anda harus menjaga pola makan sehat dan berhenti merokok.

Di masyarakat, nyeri dada sering dikaitkan dengan masuk angin atau kelelahan. Anggapan ini pada akhirnya membuat banyak orang menunda melakukan pemeriksaan medis. Padahal, nyeri dada yang berulang bisa menjadi sinyal adanya gangguan pada pembuluh darah khususny pada bagian jantung.

Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit berisiko tinggi yang gejalanya ditandai dengan nyeri tekanan di dada dan sesak napas.  Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejalanya sejak awal, untuk memastikan tidak ada keterlambatan penanganan medis. Berikut informasi selengkapnya yang bisa Anda pahami!

 

Apa Itu Penyakit Jantung Koroner?

Penyakit Jantung Koroner adalah kondisi ketika pembuluh darah koroner yang menyuplai darah ke otot jantung menyempit akibat penumpukan plak. Plak ini terbentuk dari kolesterol, lemak, dan zat lain yang menempel pada dinding arteri.

Penyempitan ini akan mengurangi aliran darah dan oksigen ke jantung, sehingga otot jantung tidak berfungsi secara optimal. PJK berkembang secara bertahap. Pada tahap awal, plak mungkin tidak menimbulkan gejala sama sekali.

Namun seiring berjalannya waktu, arteri semakin menyempit dan gejala mulai muncul saat jantung membutuhkan lebih banyak oksigen, misalnya saat beraktivitas fisik atau stres. Jika penyempitan semakin parah, risiko serangan jantung bisa meningkat drastis.

Dilansir dari British Heart Foundation, beberapa hal penting tentang penyakit jantung coroner, antara lain:

  • Penumpukan plak berkembang secara perlahan dan bisa menyebabkan serangan jantung jika terjadi penyumbatan total.

  • Beberapa orang tidak menyadari memiliki PJK sampai mengalami serangan jantung.

 

Gejala PJK yang Perlu Dikenali

Mengenali gejala PJK sejak dini penting untuk mencegah komplikasi. Beberapa gejala yang sering muncul meliputi:

  1. Nyeri Dada Saat Aktivitas

    Nyeri dada akibat PJK biasanya muncul saat aktivitas fisik dan mereda ketika beristirahat. Rasanya bisa berupa tekanan, sesak, atau seperti tertindih benda berat. Gejala ini sering disalahartikan sebagai kelelahan biasa atau masuk angin.

  2. Sesak Napas Saat Naik Tangga

    Sesak napas yang muncul saat aktivitas ringan, seperti naik tangga atau berjalan cepat, patut diwaspadai. Hal ini terjadi karena jantung tidak mendapatkan suplai darah dan oksigen yang cukup. Jika sering terjadi, segera periksakan diri ke tenaga medis.

  3. Nyeri Menjalar Ke Lengan, Rahang, Atau Punggung

    Beberapa kasus PJK menunjukkan nyeri yang menjalar dari dada ke lengan kiri, rahang, leher, atau punggung. Gejala ini sering tidak disadari sebagai masalah jantung, padahal merupakan tanda khas PJK.

 

Faktor Risiko PJK: Kolesterol, Merokok, dan Gaya Hidup

PJK berkembang secara bertahap, dan gaya hidup sehari-hari berperan besar dalam mempercepat atau memperlambat prosesnya. Berikut beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena Penyakit Jantung Koroner:

  1. Kolesterol Tinggi

    Kolesterol tinggi dapat menyebabkan penumpukan lemak (plak) di dinding arteri. Plak ini menyempitkan pembuluh darah dan mengurangi aliran darah ke jantung. Jika tidak dikontrol, kondisi ini bisa berlanjut menjadi angina atau serangan jantung.

  2. Merokok

    Zat kimia dalam rokok dapat merusak dinding arteri dan meningkatkan risiko pembentukan plak. Selain itu, merokok juga dapat menurunkan kadar oksigen dalam darah sehingga jantung bekerja lebih keras.

  3. Tekanan Darah Tinggi

    Hipertensi membuat dinding arteri lebih cepat rusak dan mempermudah penumpukan plak. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol juga meningkatkan beban kerja jantung, sehingga risiko gagal jantung meningkat.

  4. Kurangnya Aktivitas Fisik

    Kurang gerak membuat jantung lebih rentan terhadap penumpukan plak. Aktivitas fisik membantu menjaga elastisitas arteri, meningkatkan aliran darah, dan menurunkan kadar kolesterol jahat.

  5. Pola Makan Tidak Sehat

    Sering mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, gula, dan garam secara berlebihan dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi dan hipertensi.

  6. Stres Berkepanjangan

    Stres dapat memicu inflamasi dalam tubuh dan mempercepat kerusakan arteri. Selain itu, stres juga dapat memicu kebiasaan tidak sehat seperti makan berlebihan, merokok, atau kurang tidur yang mengakibatkan timbulnya risiko berbagai macam penyakit, seperti jantung coroner.

 

Dampak Jika Terlambat Ditangani: Serangan Jantung hingga Gagal Jantung

Jika Penyakit Jantung Koroner (PJK) tidak ditangani sejak awal, penyempitan pembuluh darah akan terus meningkat, mengurangi aliran darah dan oksigen ke jantung. Hal ini bisa memicu serangan jantung mendadak, dimana otot jantung kekurangan oksigen secara tiba-tiba.

Selain itu, nyeri dada yang disepelekan juga bisa berakibat fatal terhadap gagal jantung. Hal ini terjadi di karena otot jantung melemah dan tidak mampu memompa darah dengan efektif. Akibatnya penderitanya sering merasa cepat lelah, sesak napas, dan mengalami keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari.

Konsekuensi jangka panjang lainnya adalah penurunan kualitas hidup. Aktivitas yang dulunya mudah dilakukan menjadi terbatas, dan biaya perawatan medis bisa meningkat.

 

Pencegahan Penyakit Jantung Koroner

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, apalagi untuk penyakit yang berisiko tinggi seperti Penyakit Jantung Koroner (PJK). Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan, demi hidup yang lebih sehat:

  1. Menjaga Pola Makan Sehat

    Konsumsi makanan rendah lemak jenuh, gula, dan garam sangat penting. Perbanyak sayur, buah, biji-bijian, dan ikan untuk mendukung kesehatan jantung dan menurunkan kadar kolesterol jahat.

  2. Rutin Beraktivitas Fisik

    Dilansir dari situs Kementerian kesehatan Republik Indonesia, orang dewasa dianjurkan untuk olahraga atau melakukan aktivitas fisik minimal 150 menit per minggu untuk meningkatkan kesehatan, seperti membantu menjaga elastisitas arteri, meningkatkan aliran darah, dan memperkuat otot jantung. Aktivitas sederhana seperti jalan cepat, bersepeda, atau senam ringan pun bisa jadi alternatif untuk meningkatkan kesehatan tubuh.

  3. Berhenti Merokok

    Merokok dapat merusak dinding arteri dan mempercepat penumpukan plak. Berhenti merokok adalah salah satu langkah pencegahan paling efektif untuk menurunkan risiko PJK.

  4. Mengelola Stres

    Stres dapat meningkatkan risiko berbagai macam penyakit, termasuk PJK. Untuk itu, usahakan agar selalu mengontrol stres melalui teknik relaksasi, olahraga, hobi, atau tidur cukup untuk memastikan kesehatan jantung dan menurunkan risiko komplikasi.

  5. Rutin Memeriksa Kesehatan

    Pantau tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah secara berkala. Deteksi dini faktor risiko memungkinkan tindakan preventif sebelum gejala PJK muncul.

Nyeri dada yang sering dianggap sepele bisa menjadi tanda awal Penyakit Jantung Koroner (PJK). Untuk itu, penting untuk mengenali gejala dan menerapkan langkah pencegahan sejak dini. Langkah pencegahan tidak hanya melindungi jantung, tetapi juga menjaga kualitas hidup tetap optimal dan mengurangi kemungkinan komplikasi serius di masa depan.

Memiliki kesadaran akan gejala dan langkah pencegahan memang penting, tapi perlindungan kesehatan secara menyeluruh juga tak kalah krusial. Asuransi kesehatan dari Prudential Indonesia dapat membantu Anda mendapatkan perlindungan kesehatan sesuai kebutuhan yang #BeneranPas. Klik di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.

Frequently Asked Questions (FAQ)

  1. Q: Apakah penyakit jantung koroner bisa sembuh?

    A:  Pada dasarnya penyakit jantung koroner tidak dapat disembuhkan, karena kerusakan pada pembuluh darah koroner tidak bisa kembali normal sepenuhnya. Namun, risiko serangan jantung dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat.

  2. Q:  Apakah penyakit jantung koroner berbahaya?

    A: Penyakit jantung koroner termasuk penyakit kronis yang perlu diwaspadai, pasalnya kondisi ini dapat berkembang secara perlahan tanpa gejala yang jelas, namun berpotensi menyebabkan komplikasi serius seperti serangan jantung, gagal jantung, atau bahkan kematian mendadak.

  3. Q: Apa Penyebab Penyakit Jantung Koroner?

    A:  Ada banyak penyebab penyakit jantung koroner, namun beberapa faktor utamanya adalah tekanan darah tinggi, kolestrol, dan kebiasaan merokok.

Sumber: