Mitos dan Fakta Kanker Payudara

12 Mitos dan Fakta Kanker Payudara yang Penting Diketahui

Daftar Isi dan Rangkuman Artikel

Rangkuman Artikel
  • Banyak mitos seputar kanker payudara yang menyesatkan dan bisa membahayakan kesehatan.

  • Cedera, ukuran payudara, dan nyeri tidak selalu berkaitan langsung dengan kanker.

  • Kanker payudara bisa menyerang pria dan wanita dari berbagai usia.

  • Mammogram aman dan penting untuk deteksi dini.

  • Tidak ada bukti kuat bahwa gula, bra berkawat, ponsel di bra, atau deodoran menyebabkan kanker payudara.

  • RS Mandaya Royal Puri menyediakan fasilitas diagnostik modern seperti USG, mammografi 3D, MRI, dan Digital PET CT Scan.

  • Pusat BRAVE Mandaya menawarkan solusi cepat dan minim invasif untuk benjolan payudara.

Banyak informasi tentang kanker payudara di tengah masyarakat yang sering kali tidak benar, sehingga menimbulkan berbagai mitos yang menyesatkan dan membingungkan. Hal ini membuat sebagian orang salah memahami penyakit ini, mulai dari penyebab, cara pencegahan, hingga pengobatannya. 

Padahal, memahami fakta yang sebenarnya sangat penting agar tidak terjebak dalam kesalahpahaman yang justru bisa membahayakan kesehatan. Dengan mengetahui mitos dan fakta kanker payudara yang sesungguhnya,  Anda dapat lebih waspada sekaligus mendapatkan pemahaman yang tepat mengenai kondisi ini.

 

Mitos dan fakta kanker payudara yang penting diketahui

Berikut ini adalah beberapa mitos dan fakta kanker payudara yang penting untuk Anda ketahui:

  1. Mitos: Cedera pada payudara bisa menyebabkan kanker payudara

    Fakta: Cedera tidak menyebabkan kanker payudara.

    Benturan atau kecelakaan bisa menimbulkan nyeri, memar, atau perdarahan yang membentuk hematoma (gumpalan darah), atau menyebabkan jaringan parut pada payudara. Kondisi ini biasanya sembuh dengan sendirinya. 

    Kadang, benjolan kanker baru ditemukan setelah cedera, tetapi cedera bukan penyebabnya—kanker sudah ada sebelumnya. Jika pernah mengalami cedera atau jaringan parut pada payudara, sebaiknya beri tahu dokter sebelum menjalani mammogram. Segera periksakan diri bila ada nyeri, bengkak, perubahan kulit, atau gejala lain yang tidak biasa.

  2. Mitos: Kanker payudara lebih sering terjadi pada wanita dengan payudara besar

    Fakta: Ukuran payudara tidak berhubungan dengan risiko kanker.

    Memang, pemeriksaan payudara bisa lebih menantang pada ukuran payudara besar, tetapi faktor risiko kanker justru lebih berkaitan dengan obesitas, kepadatan jaringan payudara, riwayat keluarga, dan gaya hidup. Payudara besar mungkin lebih sering menimbulkan keluhan nyeri punggung, namun hal ini tidak meningkatkan risiko kanker payudara.

  3. Mitos: Kanker payudara hanya menyerang wanita usia lanjut

    Fakta: Kanker payudara bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja.

    Memang sebagian besar kasus ditemukan pada wanita paruh baya atau lebih tua, tetapi wanita muda pun bisa terkena kanker payudara.

  4. Mitos: Nyeri payudara pasti tanda kanker payudara

    Fakta: Nyeri payudara jarang menjadi gejala utama kanker.

    Gejala paling umum kanker payudara adalah munculnya benjolan baru, meski sebagian besar benjolan di payudara bukan kanker. 

    Gejala lain bisa berupa pembengkakan, perubahan pada kulit atau puting, keluar cairan, pembesaran kelenjar getah bening, hingga nyeri payudara atau puting. Namun, banyak gejala tersebut juga bisa disebabkan oleh kondisi jinak, hormon, cedera, atau faktor lain.

  5. Mitos: Konsumsi gula menyebabkan kanker payudara

    Fakta: Gula tidak menyebabkan kanker payudara. 

    Mengonsumsi gula berlebihan memang tidak baik karena bisa memicu obesitas dan berbagai penyakit, sementara obesitas adalah salah satu faktor risiko kanker. Namun, tidak ada bukti bahwa gula secara langsung memicu kanker atau membuat tumor tumbuh. Mengonsumsi gula dalam jumlah wajar sebagai bagian dari pola makan sehat tidak menyebabkan kanker payudara.

  6. Mitos: Menyimpan ponsel di bra bisa menyebabkan kanker payudara

    Fakta: Menaruh ponsel di bra tidak menyebabkan kanker payudara.

    Hingga saat ini, penelitian tidak menemukan hubungan antara sinyal ponsel dengan kanker. Meski begitu, untuk menghindari risiko iritasi kulit atau masalah lain, sebaiknya gunakan bra sesuai fungsinya dan simpan ponsel di tas atau saku.

  7. Mitos: Bra berkawat bisa menyebabkan kanker payudara

    Fakta: Semua jenis bra, termasuk bra berkawat, tidak menyebabkan kanker payudara.

    Dulu ada anggapan bahwa bra berkawat bisa menghambat aliran getah bening dan memicu kanker, namun hal ini tidak terbukti secara medis. Begitu juga dengan anggapan bahwa tidak memakai bra bisa menurunkan risiko kanker. Yang terpenting adalah memilih bra dengan ukuran yang pas dan nyaman sesuai kebutuhan.

  8. Mitos: Menemukan benjolan di payudara berarti pasti kanker

    Fakta: Tidak semua benjolan di payudara adalah kanker.

    Hanya sebagian kecil benjolan yang terbukti kanker. Namun, bila menemukan benjolan baru atau perubahan pada payudara, segera periksakan diri ke dokter. Dokter bisa melakukan pemeriksaan fisik atau pencitraan untuk memastikan kondisinya. Pemeriksaan payudara sendiri secara rutin, pemeriksaan klinis tahunan, dan mammogram sangat penting untuk deteksi dini.

  9. Mitos: Kanker payudara hanya menyerang wanita, pria tidak bisa terkena

    Fakta: Pria juga bisa terkena kanker payudara.

    Setiap tahunnya ribuan pria terdiagnosis kanker payudara, meski jumlahnya memang jauh lebih sedikit dibanding wanita. Gejala yang paling umum adalah benjolan keras di bawah puting atau areola. Tingkat kematian pada pria lebih tinggi karena banyak yang tidak menyadari risiko ini sehingga terlambat memeriksakan diri.

  10. Mitos: Mammogram bisa menyebabkan atau menyebarkan kanker payudara

    Fakta: Mammogram aman dan merupakan standar utama untuk deteksi dini kanker payudara.

    Tekanan pada payudara saat pemeriksaan maupun paparan radiasi dalam mammogram tidak menyebabkan kanker ataupun membuat kanker menyebar. Manfaat mammogram jauh lebih besar dibanding risikonya karena dapat menemukan kanker sejak dini. Rekomendasi umum adalah mammogram tahunan mulai usia 40 tahun, atau lebih awal bila memiliki faktor risiko.

  11. Mitos: Kanker payudara bisa menular

    Fakta: Kanker payudara tidak bisa menular atau ditularkan ke orang lain.

    Kanker ini muncul akibat pertumbuhan sel abnormal yang menyebar ke jaringan sekitar payudara. Meski tidak selalu bisa dicegah, risikonya dapat dikurangi dengan menjalani pola hidup sehat, mengenali faktor risiko, dan rutin melakukan deteksi dini agar jika terjadi kanker, dapat diketahui sejak awal.

  12. Mitos: Antiperspirant dan deodoran bisa menyebabkan kanker payudara

    Fakta: Tidak ada bukti kuat yang menunjukkan penggunaan antiperspirant atau deodoran ketiak menyebabkan kanker payudara.

    Menurut American Cancer Society, penelitian hingga kini tidak menemukan hubungan antara pemakaian produk tersebut dengan peningkatan risiko kanker payudara.


Fasilitas pemeriksaan benjolan payudara di Mandaya

Banyak wanita merasa khawatir ketika menemukan benjolan di payudara. Namun, penting dipahami bahwa tidak semua benjolan berarti kanker payudara. Sebagian besar benjolan justru bersifat jinak, seperti kista atau fibroadenoma. Untuk memastikan penyebabnya, pemeriksaan sejak dini sangat dianjurkan agar diagnosis lebih cepat diketahui.

Di Breast Clinic RS Mandaya Royal Puri, pasien bisa mendapatkan hasil diagnosis pada hari yang sama, sehingga rasa cemas dapat berkurang dan penanganan medis bisa segera dilakukan bila diperlukan. Rumah sakit ini dilengkapi fasilitas diagnostik modern untuk mendeteksi penyebab benjolan di payudara, antara lain:

  • USG Payudara: Menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar jaringan di dalam payudara.

  • Mammografi: Pemeriksaan dengan sinar-X dosis rendah untuk mendeteksi kelainan pada jaringan payudara, bahkan yang belum teraba. RS Mandaya menyediakan mammografi 3D yang lebih akurat.

  • MRI Payudara:Menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menampilkan gambar detail jaringan payudara tanpa paparan radiasi.

  • Digital PET CT Scan: Teknologi pencitraan canggih yang menggabungkan PET (Positron Emission Tomography) dan CT (Computed Tomography) dalam satu sesi. Versi digital memberikan resolusi gambar lebih tinggi dan deteksi lebih cepat dibanding PET CT konvensional.

Atasi benjolan payudara dengan teknologi terkini di Pusat Benjolan Payudara (BRAVE) Mandaya Royal Hospital Puri. Dari pemeriksaan hingga penanganan, tim medis kami siap memberikan solusi cepat, aman, dan minim invasif sesuai kebutuhan Anda.